Selasa 25 Oct 2016 13:29 WIB

Kredit BRI Tumbuh 16,3 Persen pada Kuartal III 2016

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Nasabah mendapatkan pelayanan dari petugas di Kantor Cabang PT Bank Rakyat Indonesia.
Foto: ANTARA/Teresa May
Nasabah mendapatkan pelayanan dari petugas di Kantor Cabang PT Bank Rakyat Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk pada kuartal III 2016 telah menyalurkan kredit sebesar Rp 603,5 triliun atau tumbuh 16,3 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Pertumbuhan kredit ini ditopang oleh segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang tumbuh sebesar 14,8 persen dengan jumlah kredit yang disalurkan Rp 435,2 triliun.

Direktur Utama BRI, Asmawi Syam mengatakan, segmen kredit UMKM memiliki komposisi penyaluran kredit terbesar sebesar 72,1 persen dari seluruh penyaluran kredit. Sementara itu, kredit mikro masih menjadi mesin pendorong utama pertumbuhan kredit.

"Dibandingkan kuartal III tahun lalu, kredit mikro yang disalurkan BRI tumbuh sebesar 20,3 persen dari Rp 170,2 triliun pada tahun lalu, menjadi Rp 204,8 triliun," ujar Asmawi Syam saat paparan kinerja Kuartal III 2016 di BRI Pusat, Selasa (25/10).

Sementara itu, rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) nett perseroan tercatat sebesar 0,6 persen dan NPL gross sebesar 2,22 persen. Asmawi mengaku optimistis, perseroan akan dapat mencapai target pertumbuhan kredit yakni sebesar 13-15 persen pada akhir 2016.

Selain itu, untuk menjaga kualitas kredit, pada kuartal III 2016 BRI meningkatkan pencadangan kerugian dari penyaluran kredit atau NPL Coverage Ratio hingga 166,6 persen atau sebesar Rp 22,3 triliun dengan rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 21,9 persen.

Direktur Kepatuhan BRI Susi Liestiowati mengatakan, ada kemungkinan biaya pencadangan akan naik di kisaran 166-170 persen apabila terjadi peningkatan rasio NPL.

Kendati begitu, pihaknya optimistis NPL dapat terjaga dalam kisaran 2,1-2,4 persen hingga akhir tahun. "Sampai akhir tahun untuk cadangan kemungkinan naik sedikit, dengan asumsi besarannya 166-167 persen. Tapi 166 persen kami anggap itu cadangan yang baik dan konservatif," kata Susi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement