REPUBLIKA.CO.ID, ENTIKONG -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan pembangunan lumbung pangan di daerah perbatasan sangat diperlukan. Menurutnya dengan adanya lumbung pangan di daerah perbatasan, tidak hanya memiliki lahan yang sangat luas tetapi juga dapat berproduksi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan bahkan bisa ekspor ke negara tetangga.
"Daerah-daerah perbatasan berpotensi untuk membanjiri negara-negara tetangga dengan pangan hasil dari daerah perbatasan," kata Amran dalam kunjungan kerja di Entikong, Kalimantan Barat, Sabtu (22/10).
Ia menyebutkan daerah-daerah perbatasan tersebut yaitu Entikong (Kalbar) dan Kalimantan Timur yang berbatasan langsung di darat dengan Malaysia, Timor Timur dengan Timor Leste, Merauke dengan Papua Nugini, Maluku Utara dengan Filipina serta Kepulauan Riau dengan Singapura dan Malaysia.
Ia juga memberikan apresiasi untuk Kalbar yang saat ini sudah surplus beras sebesar 300 ribu ton dan memenuhi kebutuhan beras dalam negeri sehingga sudah layak melakukan ekspor ke Negeri Jiran Malaysia.
Ia mendapatkan informasi sudah adanya ekspor beras secara tradisional dari Kalbar ke Malaysia sebanyak 100 ribu ton tahun ini, meski sangat disayangkan nilai ekspor ini belum dilakukan pencatatan secara resmi.
"Kalbar khususnya daerah Entikong mau ekspor beras itu dekat. Lempar saja sudah ekspor. Berbeda dengan negara lainnya untuk ekspor ke Malaysia butuh waktu," ujarnya.
Apalagi, menurut dia, peluang ekspor ke Malaysia sangat besar karena dari kebutuhan berasnya 2,5 juta ton per tahun yang 1 juta ton diimpor dari Pakistan, Thailand, Vietnam dan Laos. Ia meyakini jika Indonesia bersaing pasti akan memenangkan persaingan karena kedekatan pengiriman menuju negara tetangga.
"Mereka butuh waktu beberapa hari untuk mengirim beras ke Malaysia. Tapi kalau kita di sini (Entikong), tinggal dipanggul atau naik kuda, sudah ekspor. Kalau bersaing dengan negara-negara itu, saya yakin kita akan menang," tegas Amran.