Senin 17 Oct 2016 19:12 WIB

BPS Bantah Penurunan Kinerja Ekspor Impor Sinyal Daya Beli Turun

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Ekspor Impor (ilustrasi)
Foto: Republika
Ekspor Impor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik menilai, penurunan kinerja ekspor dan impor pada September bukan menjadi sinyal bagi penurunan daya beli masyarakat. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo menjelaskan, penurunan kinerja ekspor impor masih diimbangi dengan adanya surplus neraca perdagangan yang September ini justru menjadi yang tertinggi sejak 13 bulan belakangan.

Apalagi, kata dia, di sisi impor nonmigas tercatat adanya peningkatan impor barang konsumsi seperti serealia yang baik 39 juta dolar AS atau naik 19,17 persen. Selain itu, kenaikan angka impor juga terjadi untuk golongan gula dan kembang gula sebesar 25,5 juta dolar AS atau kenaikan 11 persen. Sasmito juga mengatakan, dengana danya angka inflasi bulan lalu yang regolong rendag, maka daya beli masyarakat terbilang masih stabil.

"Daya beli tergantung harga barang dan jasa, yang perubahannya diwakili inflasi. Serta beli barang impor bagaimana. Perdagangan internasional yang kaitannya paling kuat dengan daya beli masyarakat adalah impor barang konsumsi. Nah impor barang konsumsi naik, ada indikasi daya beli naik. Apalagi inflasi kecil," ujar Sasmito, di Jakarta, Senin (17/10).

Sementara itu, Sasmito menyebutkan, penurunan impor bahan baku dan barang modal terjadi lantaran adanya substitusi produk dalam negeri, stok yang masih mencukupi, harga di luar negeri turun, dan permintaan dalam negeri yang menurun. BPS memang menyebutkan impor barang modal dan bahan baku atau penolong yang menjadi indikator kinerja manufaktur di dalam negeri masih mengalami tekanan hingga September lalu.

Suhariyanto menjelaskan, penurunan terbesar dari segi golongan barang adalah impor mesin dan peralatan mekanik yang turun 98,9 juta dolar AS, lalu kendaraan dan bagiannya turun 95,5 juta dolar AS, dan impor pupuk turun 95,5 juta dolar AS. Kemudian impor mesin dan peralatan listrik pada September 2016 turun 77,5 juta dolar AS dan biji-bijian berminyak turun 76,5 juta dolar AS. "Hanya impor serealia dan gula serta kembang gula yang masih naik cukup bagus, masing-masing 39,0 juta dolar AS atau naik 19,17 persen, dan 25,5 juta dolar AS atau naik 11,01 persen," kata Suhariyanto.

Baca juga: Kinerja Ekspor September 2016 Menurun

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement