REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wakil Presiden Jusuf Kalla meninjau lokasi proyek pengembangan Bandar Udara International Ahmad Yani, Semarang, Jateng, Sabtu (15/10). Dengan didampingi istri, Mufidah Jusuf Kalla, Wapres mendapatkan penjelasan secara detail dari pimpinan proyek tersebut, termasuk mengenai kendala teknis lahan yang tidak stabil.
"Persoalan tanah sama seperti di Medan, Bandara Kualanamu. Ada masalah teknis tanah," kata Kalla.
Pengembangan tersebut diproyeksikan mampu menampung tujuh juta penumpang per tahun dari sebelumnya yang hanya 3,5 juta. Bandara tersebut dibangun dengan konsep "floating airport" sehingga mengesankan pulau di atas air yang mampu menampung 15 unit pesawat berbadan lebar, sedangkan sekarang hanya lima unit.
Sebelum mengakhiri kunjungannya, Wapres menuliskan pesan di atas kertas, "Bangun bandara A Yani dengan kekuatan tinggi dan waktu yang tepat serta biaya efisien untuk melayani masyarakat." Kunjungan tersebut dilakukan setelah menghadiri acara Dies Natalis ke-59 Universitas Diponegoro, Semarang.