REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan kembali menyelenggaran Trade Expo Indonesia (TEI). Kegiatan ini diharap bisa mendorong produk, khususnya yang dihasilkan dari usaha kecil mikro dan menangah (UMKM) agar bisa diserap pangsa ekspor.
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, produk yang selama ini menjadi andalan Indonesia seperti minyak bumi, CPO, kertas, dan produk utama untuk ekspor masih mengalami penurunan. Bukan hanya dalam nonimal harga, permintaan atas produk ini pun belum mengalami peningkatan yang signifikan.
Untuk itu, pemerintah tengah berupaya meningkatkan nilai ekspor melalui pengembangan produk-produk yang memiliki keunggulan dari pelaku UMKM. Dengan perbaikan dari segi kualitas, pengemasan yang lebih baik maka produk UMKM yang dijual akan memiliki nilai tinggi.
"Ini akan menjaga bahkan meningkatkan volume ekspor kita," ujar Enggar usai pembukaan TEI 2016, Rabu (12/10).
Salah satu produk UMKM yang saat ini banyak digemari sejumlah negara adalah sektor properti. Keberagaam dan keunikan furniture dari Indonesia menjadi hal yang harus ditingkatkan. Misalnya, satu kursi yang dibuat oleh pelaku UMKM diminati warga asing dengan harga lebih dari 1.000 Euro.
Desain yang unik dari Indonesia dengan bahan yang jarang dimiliki negara lain membuat produk anak negeri mampu terserap pangsa pasar asing. Bahkan tak sedikit produk kerajinan yang lebih diminati pihak asing ketimbang ketika diperjualbelikan kepada orang Indonesia.
Selain peningakatan produk UMKM untuk masuk pasar eskpor, pemerintah juga berfokus dalam pengembangan pasar baru. Pasar-pasar tradisional yang sudah ada tetap akam dijaga dengan semua produk yang selama ini diperdagangkan. Namun pasar baru akan segera dibuka dengan harapan nilai transaksi ekspor Indonesia tetap meningkat.
"Pasar bru seperti apa yang disampaikan presiden, Afrika, Iran, India, banglades dan sebagainya. Produk baru kita sesuaikan dengan selera masing-masing negara," papar Enggar.
Dalam TEI 2016, Kemendag menargetkan ada nilai jual beli mencapai satu miliar dollar AS. Nilai ini lebih tinggi dari TEI 2015 yang nilai transaksinya mencapai 909 juta dolar AS. Meski tidak mudah karena perekonomian dunia yang masih surut, tapi dengan berbagai promosi termasuk TEI 2016 diharapkan cukup banyak pembeli tertarik dengan produk domestik.