Senin 03 Oct 2016 17:40 WIB

Panen Berakhir, Harga Beras di Lampung Beranjak Naik

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Budi Raharjo
Pedagang beras (ilustrasi)  (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pedagang beras (ilustrasi) (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG -- Berakhirnya musim panen di sentra produksi gabah pada September, berdampak pada harga beras di pasaran yang mulai naik. Kenaikan harga beras berbagai kualitas di pasar tradisional kota Bandar Lampung berkisar Rp 600 – Rp 900 per kilogram (kg).

“Sekarang memang lagi naik harga beras, karena panen sudah habis bulan lalu,” kata Aman, penjual beras kemasan di Pasar Tani, Kemiling, Bandar Lampung, Senin (3/10).

Ia mengatakan meski harga naik, stok beras masih lancar dan normal, belum ada pengurangan. Menurut dia, dalam waktu sebulan ke depan, harga beras diperkirakan melonjak lagi karena stok gabah di penggilingan mulai berkurang.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung, Yeane Irmaningrum, mengatakan harga gabah tertinggi di tingkat petani mencapai Rp 4.800 per kg pada gabah kualitas gabah kering panen (GKP) dengan varietas Ciherang. Ini terdapat di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Pringsewu, Lampung.

Sedangkan harga gabah terendah mencapai Rp 3.800 per kg untuk gabah kualitas GKP varietas Muncul dan IR 64. Ini terdapat di Kecamatan Sragi dan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan. “Namun, harga tersebut di atas harga pembelian pemerintah (HPP) yaitu Rp 3.750 per kg,” katanya.

Ia mengatakan harga gabah di tingkat petani maupun penggilingan naik pada September 2016. Hal ini disebabkan karena berlalunya masa panen raya. Peningkatan rata-rata harga kelompok kualitas GKP di tingkat petani 4,12 persen dari Rp 4.142,86 kg menjadi Rp 4.313,48 per kg. 

Di tingkat penggilingan dengan kelompok kualitas yang sama naik 4,21 persen dari Rp 4.227,98 per kg menjadi Rp 4.405,87 per kg. Menurut dia, pemantauan harga yang terbanyak berasal dari Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Selatan masing-masing sembilan observasi sebesar 37,50 persen. Sedangkan di kabupaten Pringsewu, Lampung Timur, masing-masing tiga observasi 12,50 persen.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement