Senin 03 Oct 2016 10:09 WIB

IHSG Mengawali Perdagangan Oktober di Zona Hijau

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja memantau perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta. ilustrasi (Republika/ Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja memantau perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta. ilustrasi (Republika/ Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan ini dibuka menguat 39,06 poin atau setara 0,72 persen ke level 5.403,86.

Kepala Analis Riset NH Korindo Securities, Reza Priyambada mengatakan, laju IHSG pada hari ini diperkirakan berada pada support 5.323-5.349 dan resisten 5.398-5.411.

Di akhir pekan, kata Reza, IHSG tertekan oleh adanya aksi profit taking. Meski begitu, IHSG masih tetap berada di jalur uptrend nya selama mampu bergerak diatas 5.340-5.345 yang kami jadikan sebagai level support atau mampu bertahan di atas MA20 nya (5.337).

"Kami memperkirakan pelemahan dapat berkurang. Selain itu, semakin meningkatnya himpunan dana yang diperoleh melalui program amnesti pajak diharapkan dapat turut membuat IHSG tetap berpeluang menuju level 5.500 di jangka menengah. Tetap cermati sentimen yang ada," ujar Reza, Senin (3/10).

Sebelumnya, setelah sempat mengalami penguatan tajam di awal sesi, laju IHSG akhirnya tidak mampu bertahan dan berbalik ditutup melemah di akhir pekan kemarin imbas lanjutan aksi profit taking. Adanya kabar yang terjadi di Eropa antara pemerintahan Jerman dan Deutsche Bank turut memperburuk keadaan. 

Lalu dari dalam negeri, meski program amnesti pajak dianggap berhasil namun, terimbangi dengan kondisi global yang melemah.  Ditambah dengan laporan Bank Indonesia (BI) bahwa pertumbuhan kredit perbankan pada Agustus 2016 turun menjadi 6,7 persen secara tahunan dibandingkan Juli 2016 sebesar 7,6 persen secara tahunan.

Sepanjang pergerakan, IHSG melemah dan diikuti laju Rupiah yang melemah. Sementara itu, asing mencatatkan nett buy. Asing tercatat mulai melakukan aksi beli (dari nett buy Rp 937,96 miliar menjadi nett buy Rp 376,62 miliar).

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement