REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau di awal perdagangan, Senin (13/11/2023). IHSG dibuka menguat dan terus naik ke level 6.839,38 setelah akhir pekan lalu mengalami koreksi.
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih mengatakan IHSG berpeluang bergerak naik. "Hari ini IHSG diprediksi menguat terbatas dalam rentang 6.785-6.863," kata Ratih dalam ulasannya. Pergerakan IHSG sejalan dengan bursa utama Wall Street.
Dow Jones dan S&P 500 menguat lebih dari satu persen. Sementara Nasdaq melompat lebih tinggi dengan kenaikan sebesar 2,05 persen.
Ratih mengatakan sejumlah faktor memengaruhi pergerakan IHSG. Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) berupaya menstabilkan nilai tukar rupiah, serta menarik inflow investor asing ke dalam investasi portofolio.
BI akan menerbitkan instrumen Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI) dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI). Instrumen tersebut memiliki underlying asset berupa surat berharga dan sukuk dalam valuta asing.
Di sisi lain, pernyataan hawkish Jerome Powell di akhir pekan membuat nilai tukar rupiah Jisdor kembali terdepresiasi ke level Rp 15.693 per dolar AS. Sejalan dengan itu, investor asing masih tercatat jual bersih senilai Rp 705,3 miliar di pasar ekuitas.
Dari mancanegara, Badan Pusat Statistik Inggris mencatat produksi di sektor manufaktur tumbuh tiga persen yoy pada September 2023. Neraca perdagangan Inggris pada September mengalami defisit yang menyusut menjadi 1,57 miliar poundsterling.
Dari Asia, Penjualan kendaraan di Cina pada Oktober 2023 tumbuh 13,8 persen yoy menjadi 2,85 juta unit, lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 9,5 persem yoy. Akselerasi penjualan mobil didorong oleh pameran otomotif dan promosi.
Indeks saham di Asia pun bergerak cenderung menguat pagi ini. Nikkei 225 dan Hang Seng dibuka menguat. Demikian halnya Shanghai Composite yang sempat dibuka naik pagi ini, namun sesaat kemudian jatuh ke zona merah.