REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia berakhir lebih tinggi pada Kamis (15/9) atau Jumat (16/9) pagi WIB, setelah turun tajam dalam dua sesi berturut-turut.

Patokan pasar AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober bertambah 0,33 dolar AS menjadi menetap di 43,91 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November naik 0,74 dolar AS menjadi ditutup pada 46,59 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Harga minyak mencatat kenaikan tipis pada Kamis (15/9), setelah para investor melakukan pembelian untuk menutup posisi jangka pendek mereka. Sebelumnya, harga minyak turun enam persen pada Selasa (13/9) dan Rabu (14/9), karena kekhawatiran tentang kelebihan pasokan global terus membebani pasar.

Pertumbuhan permintaan minyak global melambat pada kecepatan yang lebih cepat dari yang diperkirakan, Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan dalam laporan September yang dipublikasikan pada Selasa (13/9). "Untuk 2016, diperkirakan terjadi kenaikan 1,3 juta barel per hari, sebuah penurunan 0,1 juta barel per hari pada perkiraan kami sebelumnya karena pelambatan lebih jelas pada kuartal ketiga 2016. Momentum pengurangan lebih lanjut menjadi 1,2 juta barel per hari pada 2017 karena kondisi-kondisi makro ekonomi yang mendasarinya masih belum pasti," kata laporan itu.

Selain itu, persediaan yang dimiliki AS, termasuk minyak diesel dan minyak pemanas, naik 4,6 juta barel dalam pekan yang berakhir 9 September, dibandingkan ekspektasi analis kenaikan 1,5 juta barel, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan dalam laporan mingguannya, Rabu (14/9). Sementara itu, stok bensin AS naik 567 ribu barel pada pekan lalu.

Ikuti Whatsapp Channel Republika