Rabu 07 Sep 2016 04:22 WIB

GMF Siap Kelola Bisnis Perawatan Pesawat Merpati

Sejumlah petugas memeriksa kondisi pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia, di hanggar Garuda Maintenance Facilities (GMF) Aeroasia, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten,Selasa (23/2).
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah petugas memeriksa kondisi pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia, di hanggar Garuda Maintenance Facilities (GMF) Aeroasia, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten,Selasa (23/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Garuda Maintenance Facility (GMF) anak usaha Garuda Indonesia siap mengelola bisnis perawatan pesawat milik PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) yakni Merpati Maintenance Facility (MMF) melalui pola kerja sama operasional (KSO) untuk meningkatkan kapasitas perusahaan.

Penandatangan nota kesepahaman (MoU) kerja sama dilakukan antara Dirut GMF Juliandra Nurtjahjo dan Dirut MMF Suharto, yang disaksikan Dirut Merpati Capt. Asep Ekanugraha dan Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha, Kementerian BUMN Aloysius K. Ro, di Jakarta, Selasa.

Menurut Aloysius, KSO GMF-MMF merupakan langkah lanjutan dalam pelaksanaan restrukturisasi Merpati, mulai dari kebijakan merumahkan karyawan, memberdayakan MMF, hingga mencari investor untuk menghidupkan kembali perusahaan.

"Sinergi antara GMF dengan Merpati kerjasamanya bersifat setara, saling mengisi sesuai dengan kapasitas masing-masing. Kita menyerahkan kemitraan kedua pihak secara bisnis (b to b)," kata Aloysius.

Ia menambahkan, setelah penjajakan dilakukan maka KSO secara resmi dapat dimulai pada Oktober 2016.

Sementara itu, Direktur Utama GMF Juliandra Nurtjaho mengatakan, tertarik untuk bersinergi dengan MMF selain karena dorongan dari pemegang saham dalam rangka penyelematan Merpati, juga terkait dengan potensi yang dimiliki MMF untuk dikembangkan.

"Merpati memiliki kemampuan perawatan pesawat bermesin turbo propeller dan punya fasilitas atau bengkel di Surabaya yang melayani perawatan pesawat yang beroperasi di wilayah Timur Indonesia, sedangkan Garuda memiliki kapasitas lebih besar dengan menguasai bisnis perawatan jenis turbo jet," ujar Juliandra.

Ia menambahkan, keingingan GMF untuk bermitra dengan MMF sejalan dengan peningkatan kapasitas perawatan pesawat di Tanah Air yang saat ini terus meningkat.

"Jumlah pesawat yang beroperasi di domestik saat ini lebih dari 900 unit yang membutuhkan perawatan secara rutin. Ini menjadi pasar yang potensial untuk dikembangkan," katanya.

Total nilai bisnis perawatan pesawat saat ini berkisar 1 miliar dolar AS, sementara kemampuan atau pangsa pasar GMF baru berkisar 350 juta dolar-400 juta dolar AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement