Selasa 06 Sep 2016 19:36 WIB

Demi Hemat Anggaran, Pemerintah Matangkan Penghapusan Subsidi Listrik

Rep: Frederikus Bata/ Red: Budi Raharjo
Petugas memeriksa jaringan listrik di Gardu Induk Tangerang Baru, Banten, Kamis (9/2). (Republika/Wihdan Hidayat)
Petugas memeriksa jaringan listrik di Gardu Induk Tangerang Baru, Banten, Kamis (9/2). (Republika/Wihdan Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah berencana menghapus subsidi listrik 900 volt ampere (VA). Data Perusahaan Listrik Negara (PLN) menunjukkan subsidi tersebut tidak tepat sasaran. 

Ada 18 juta rumah tangga menggunakan listrik dengan kapasitas sebesar itu. Pelaksana Tugas (PLT) Menteri Energi Sumber Daya Manusia (ESDM) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan pemerintah masih mempersiapkan penghapusan subsidi itu. 

Sebelum sampai pada keputusan penghapusan subsidi, pemerintah perlu menyosialisasikan secara detail rencana itu agar masyarakat bisa memahaminya. "Kita masih melakukan persiapan-persiapan dan sosialisasi karena angkanya besar sekali," ujar Luhut, Selasa (6/9).

Luhut membenarkan subisi tersebut dinikmati warga kelas menengah. Jika dipangkas dapat menghemat pengeluaran negara. ”Kita anggap yang kelas menengah tidak patut menerima subsidi itu," ujarnya.

Subsidi listrik 900 VA membuat APBN 2016 membengkak dari Rp 38 triliun menjadi Rp 57,18 triliun. Itu terhitung hingga Juli 2016. Jika dipangkas, akan ada penghematan sebesar Rp 20,65 triliun. n 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement