REPUBLIKA.CO.ID,Jakarta -- PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatat kenaikan pendapatan sebelum pajak, bunga, dan depresiasi (EBITDA) sebesar 4 persen menjadi 397 juta dolar AS pada semester I 2016. Selain itu, Adaro mencatat laba inti naik 15 persen menjadi 170 juta dolar AS.
Sementara pendapatan usaha turun 16 persen menjadi 1.176 juta dolar AS. Dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (30/8), Adaro emnyatakan pendapatan usaha turun karena penurunan harga jual rata-rata. Beban pokok pendapatan turun 21 persen menjadi 873 juta dolar AS. Adanya langkah-langkah efisiensi dan produktivitas yang dilakukan Adaro mendukung hal tersebut.
Selain itu, likuiditas tercatat tetap terjaga dengan baik pada tingkat 893 juta dolar AS. Kondisi demikian dinilai menyediakan ruang fleksibilitas dan menjadi penopang dalam kondisi bisnis yang fluktuatif.
Posisi keuangan semakin membaik dengan rasio utang bersih terhadap EBITDA operasional 12 bulan terakhir sebesar 0,94 kali dan rasio utang bersih terhadap ekuitas sebesar 0,20 kali. Arus kas bebas positif tetap terjaga sebesar 178 juta dolar AS yang didukung EBITDA operasional yang solid.
Presiden Direktur dan CEO Adaro Energy Bapak Garibaldi Thohir menyambut gembira dengan adanya peningkatan dalam dinamika pasar batubara termal akhir-akhir ini. Keadaan tersebut ditopang oleh rasionalisasi suplai di negara-negara utama penghasil batubara serta permintaan yang berkelanjutan. Pihaknya meyakini penurunan pasar saat ini bersifat siklikal. Sementara fundamental jangka panjang batubara tetap kokoh.
Garibaldi optimistis Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya akan terus bergantung pada batubara untuk menjadi bahan bakar yang memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat, "Kinerja kami mencerminkan ketahanan model bisnis perusahaan," katanya.
Garibaldi percaya strategi untuk mengembangkan tiga motor pertumbuhan bagi perusahaan– pertambangan batubara, jasa pertambangan dan logistik, dan ketenagalistrikan, akan menciptakan peluang untuk tumbuh lebih berkelanjutan. "Pencapaian terkini Adaro, yaitu penyelesaian keuangan dengan PT Bhimasena Power Indonesia, semakin memperkuat model bisnis perusahaan dan meningkatkan daya saing untuk jangka waktu yang lebih panjang," ujarnya.