REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adaro Energy Tbk optimistis kinerja perusahaan pada tahun ini akan positif. Hal ini didukung harga batu bara yang membaik dan juga pemulihan pasar global.
Sekretaris Perusahaan Adaro Energy Tbk Mahardhika Putranto menjelaskan mulai akhir 2020 harga batu bara mulai menunjukan pertumbuhan yang positif. Apalagi sentimen pasar atas kondisi pemulihan ekonomi juga sudah mulai terasa.
"Pasar batu bara saat ini cukup positif, permintaan semakin tinggi,” ujar Mahardika dalam Publik Ekspos, Senin (6/9).
Dia menambahkan, China juga berupaya menambah kapasitas produksinya sekitar 100 juta ton per tahun, seiring dengan meningkatnya permintaan batu bara.
Sementara di India, selama enam bulan pertama tahun ini, impor batu bara juga meningkat. Bahkan impor batu bara dari Australia juga meningkat. Sayangnya negara-negara pemasok batu bara, relatif terbatas untuk mampu menambah pasokan produksi batu baranya.
"Terbatasnya supplai ditambah dengan meningkatnya permintaan batu bara dari China telah mendorong meningkatnya harga batu bara di Indonesia,” kata dia.
Karena kondisi pemulihan ekonomi global sudah menunjukan arah positif, pada tahun ini kata Mahardika perusahaan akan mentargetkan produksi batubara antara 52 juta ton hingga 54 juta ton.
Hingga paruh pertama tahun ini Adaro sudah memproduksi 26,49 juta ton batubara. Dari produksi tersebut Adaro menjual 28 persen ke pasar domestik. Sedangkan untuk pasar ekspor seperti Cina 20 persen, India 10 persen dan Selandia Baru dua persen.