Sabtu 06 Aug 2022 11:45 WIB

Semester I, Produksi Adaro Tumbuh 6 Persen

PProuksi Adaro mencapai 28,01 juta ton.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar (tengah) berbincang dengan Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono (kiri) dan Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk Garibaldi Thohir (kanan) usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) untuk membangun pusat persemaian di Jakarta, Kamis (4/8/2022). Realisasi produksi batubara PT Adaro Energy Indonesia Tbk pada semester pertama tahun ini mencapai 28,01 juta ton.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar (tengah) berbincang dengan Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono (kiri) dan Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk Garibaldi Thohir (kanan) usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) untuk membangun pusat persemaian di Jakarta, Kamis (4/8/2022). Realisasi produksi batubara PT Adaro Energy Indonesia Tbk pada semester pertama tahun ini mencapai 28,01 juta ton.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Realisasi produksi batubara PT Adaro Energy Indonesia Tbk pada semester pertama tahun ini mencapai 28,01 juta ton. Produksi ini naik enam persen dari periode yang sama tahun lalu.

Presiden Direktur Adaro Energy Indonesia Garibaldi Thohir menjelaskan pada tahun ini perusahaan tetap akan mempertahankan target produksi di kisaran 58-60 juta ton. Ia mengatakan meski dalam posisi meningkatnya permintaan global atas batubara, namun perusahaan memprioritaskan good mining practicing dimana mengutamakan sustainability produksi.

Baca Juga

"Memang banyak permintaan dari pasar. Apalagi ditengah krisis energi saat ini. Namun kita kan tidak serta merta bisa langsung memproduksi, kami kan ada RKAB dan kami ingin menjaga pola pertambangan dan mengikuti prinsip good mining practice," ujar Garibaldi, Jumat (5/8/2022).

Garibaldi menjelaskan dengan meningkatnya permintaan batubara juga mendorong pertumbuhan volume penjualan batubara perusahaan menjadi 27,50 juta ton atau tumbuh tujuh persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Soal pasar, tentu saja kami tetap porsinya lebih besar ke domestik ya. Kita menjaga kewajiban DMO kita dengan menyumbangkan 25-27 persen penjualan ke pasar domestik," ujar Garibaldi.

Sedangkan permintaan global tak membuat perusahaan gegabah. Kata Garibaldi, perusahaan lebih menjaga sustainability pasar lama khususnya di Asia. Porsi penjualan ke Asia Tenggara saat ini mencapai 23 persen dan Asia Timur mencapai 27 persen.

"Permintaan dari Eropa memang meningkat. Tapi kami gak banyak attached kesana. Porsi kami masih 1 persen terutama ke spanyol dan jerman yang memang pasar lama kami," ujar Garibaldi.

Meski secara produksi dan volume penjualan pada semester satu tahun ini tumbuh positif, Garibaldi tak menampik pada total volume pengupasan lapisan penutup pada kuartal dua tahun ini turun 14 persen. Hal ini akan mempengaruhi target nisbah kupas pada akhir tahun nanti.

"Manajemen memperkirakan bahwa perusahaan akan dapat mencapai target produksi batu bara tahun 2022, namun, karena cuaca buruk dan tantangan industrial dalam mendapatkan alat berat, nisbah kupas FY22 mungkin akan lebih rendah daripada target," ujar Garibaldi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement