REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar-bank di Jakarta pada Senin (29/8) bergerak melemah sebesar 43 poin menjadi Rp 13.258, dibandingkan posisi sebelumnya di Rp 13.215 per dolar AS.
"Rupiah masih mencari momentum pembalikan arah serta menyesuaikan dengan kondisi sentimen yang ada. Minimnya sentimen dari dalam negeri membuat rupiah lebih rentan terhadap sentimen yang datang dari global," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada di Jakarta, Senin (29/8).
Ia mengatakan bahwa sentimen global mengenai kenaikan suku bunga Amerika Serikat (Fed fund rate) yang belum memberikan kepastian waktu membuat mata uang berisiko cenderung bergerak di area negatif. "Pelaku pasar cendeung melakukan short time dan lebih memilih untuk keluar dari aset mata uang berisiko," ucapnya.
Di sisi lain, lanjut dia, harga minyak mentah dunia yang mengalami koreksi pada awal pekan ini (29/8) turut memberi sentimen negatif bagi mata uang komoditas seperti rupiah. Terpantau harga minyak jenis WTI Crude melemah 1,24 persen menjadi 47,05 dolar AS per barel, dan Brent Crude turun 1,14 persen menjadi 49,35 dolar AS per barel.