Kamis 25 Aug 2016 23:25 WIB

Indonesia Masuk Daftar 10 Besar Tujuan Investor Cina

Investasi (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf
Investasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  --  Laporan riset dari Property Guru Group menyatakan Indonesia masuk dalam daftar 10 besar negara tujuan investor Cina untuk membeli properti di luar negeri dengan tujuan pendidikan, emigrasi, investasi dan gaya hidup.

"Para investor properti di Cina tidak dapat membeli properti secara bebas karena peraturan pemerintahnya sehingga mereka memilih negara-negara yang menawarkan keuntungan menarik," kata Manajer Perwakilan Rumah.com (anak perusahaan) Wasudewan dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis (25/8).

Wasudewan mengatakan Indonesia menempati peringkat ke delapan negara yang dianggap investor Tiongkok memiliki ketertarikan bidang properti dan sejajar dengan Australia, Jepang serta Kanada.

Berdasarkan perilaku para investor Cina di laman properti juwai.com, riset mengungkapkan bahwa Singapura menjadi pilihan utama dan mengalahkan Amerika Serikat, Hongkong dan Taiwan.

Investor lebih menyukai tipe properti residensial (97 persen) daripada komersial (tiga persen), dengan ukuran dua kamar tidur (41 persen). Kebanyakan dari mereka didorong oleh fasilitas pendidikan yang menarik di Singapura.

Wasudewan menjelaskan ada empat motivasi utama investor properti Tiongkok tertarik menanamkan modalnya di luar negeri, yakni pendidikan.

Jumlah pelajar asal Cina di luar negeri terus bertambah dengan komposisi 31 persen pelajar asing di Amerika Serikat atau sekitar 304 ribu pada 2014-2015.

Alasan kedua adalah emigrasi. Beberapa negara menawarkan kewarganegaraan melalui investasi dalam properti. Berbeda dengan program imigrasi biasa, investor berhak melakukan perjalanan dan tinggal di negara tujuan tanpa harus menetap dan tetap membayar pajak.

Alasan ketiga adalah investasi yang dianggap lebih menguntungkan daripada di Tiongkok sendiri karena harga properti yang relatif mahal. Terakhir, alasan keempat adalah gaya hidup dan "traveling".

"Di Cina, tidak semua masyarakat dapat membeli properti di area tertentu, misalnya investor asal kota Shuzou tidak bisa membeli properti di kota besar, seperti Shanghai atau Beijing, karena ia tidak terdaftar sebagai penduduk kedua kota itu.

Karena itu, warga Suzhou lebih memilih berinvestasi di kota-kota besar lain, seperti Singapura atau Sydney yang menawarkan nilai investasi lebih menarik," ujar Wasudewan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement