REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyatakan, situasi politik di Indonesia tidak akan mengganggu realisasi investasi di Tanah Air. Pernyataan itu disampaikannya dalam Forum Investasi yang digelar Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Singapura.
"Saya tahu Indonesia menghadapi tahun politik, tapi kami yakin politik tidak akan ganggu investasi di Indonesia. Bagaimana caranya? Pemerintah mempermudah izin usaha melalui aplikasi OSS (Online Single Submission) Indonesia," ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (9/12/2023).
Bahlil menambahkan, semua fasilitas itu diberikan secara gratis. Maka ia meminta investor percaya kepada pemerintah Indonesia.
Di depan 200 lebih peserta forum, Bahlil menuturkan, iklim investasi di Tanah air terus berkembang. Indonesia pun masih terbuka untuk berkolaborasi dengan investor dari Singapura.
Ia juga menekankan, Indonesia tidak memberikan fasilitas khusus ke beberapa negara saja. Itu karena, kata dia, negeri ini terbuka bagi semua penanam modal dari berbagai negara.
Dari sisi industri, Duta Besar Republik Indonesia Untuk Republik Singapura Suryo Pratomo menjelaskan, Indonesia memiliki sumber daya alam melimpah dan dapat berpotensi besar. Hanya saja, sambungnya, Indonesia memiliki urgensi dalam memperhatikan industri yang berfokus pada pelestarian lingkungan dan memastikan kesejahteraan bagi generasi di masa depan.
"Pemerintah berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca, mempromosikan sumber energi terbarukan dan melestarikan sumber daya alam yang telah diakui tingkat internasional. Kami telah memulai langkah ambisius menjadi salah satu pemimpin global dalam ekonomi ramah lingkungan," jelas Suryo.
Perlu diketahui, Singapura merupakan negara asal Penanaman Modal Asing (PMA) terbesar selama tiga tahun terakhir di Indonesia. Nilai investasinya sebesar 12,1 miliar dolar AS dari Januari hingga September 2023.
Investasi yang mendominasi berasal dari sektor industri logam dasar (11,3 miliar dolar AS), transportasi pergudangan, dan telekomunikasi (7,9 miliar dolar AS), serta real estate, kawasan industri, perumahan (7,8 miliar dolar AS). Adapun lokasi teratas tujuan investasi Singapura berada di DKI Jakarta (12,4 miliar dolar AS), Sulawesi Tengah (6,5 miliar dolar AS), dan Jawa Barat (6 miliar dolar AS).