REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (19/8), bergerak menguat sebesar tujuh poin menjadi Rp 13.113 dibandingkan posisi sebelumnya sebesar Rp 13.120 per dolar AS.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan bahwa masih belum adanya kesepakatan terkait dengan penaikan tingkat suku bunga oleh para petinggi bank sentral Amerika Serikat (Fed) membuat laju dolar AS masih tertekan terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah.
"Belum adanya kepastian dari Fed mengenai kebijakan kenaikan suku bunganya, membuat rupiah terapresiasi meski relatif terbatas," katanya di Jakarta, Jumat (19/8).
Ia menambahkan bahwa laju harga minyak mentah dunia yang bergerak menguat turut mendukung mata uang komoditas, seperti rupiah melanjutkan apresiasi. Di sisi lain, lanjut dia, penguatan rupiah seiring dengan optimisme terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2017 sebesar 5,3 persen, naik dari target APBNP 2016 sebesar 5,1 persen, serta adanya pergantian suku bunga acuan dari BI rate menjadi 7 day reverse repo rate.