Sabtu 13 Aug 2016 17:30 WIB

Luhut: Sumber Energi Indonesia Banyak Diekspor

Ladang migas, ilustrasi
Ladang migas, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengakui selama ini Indonesia lalai memperhatikan kebutuhan domestik dengan terlalu banyak mengekspor energi.

"Pemerintah akan mendorong pembangunan industri petrokimia dan turunannya, serta akan mengurangi impor," katanya dalam temu akbar alumni geologi Institut Teknologi Bandung di kampus ITB Bandung, Sabtu (13/8).

Dalam kesempatan tersebut Luhut mengatakan untuk meningkatkan ketahanan energi, Indonesia akan meningkatkan investasi di bidang migas, mengembangkan kawasan pertumbuhan berbasis energi, membangun kilang minyak baru, membangun kilang mini, dan membangun jaringan pipa gas.

"Untuk mewujudkan hal itu dibutuhkan dukungan pendanaan dan tenaga insinyur. Ketahanan energi penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, karena ketergantungan terhadap impor minyak bisa membuat ekonomi kita sulit bertumbuh dan terlalu cepat panas," ujarnya dalam paparannya yang bertema peningkatan ketahanan energi Indonesia dengan optimasi sumber daya alam.

Mantan Kepala Staf Kepresidenan itu mengatakan Presiden Joko Widodo berencana membangun kembali Narasi Kemaritiman Indonesia yang dicetuskan oleh Presiden pertama RI Soekarno. Narasi kemaritiman Indonesia itu, menurut Luhut, sempat terhenti setelah masa pemerintahan Presiden Bung Karno.

"Sekarang Presiden ingin menghidupkan kembali wacana Narasi kemaritiman ini dan akan membuat buku putihnya," ujarnya.

Presiden Joko Widodo, lanjut Luhut, juga memintanya agar memperbanyak pengadaan kapal dalam rangka membangun narasi kemaritiman. "Kami juga sedang menjajaki kerja sama dengan ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya) dalam pengadaan kapal kecil yang bisa menjadi 'feeder' (pengumpan) untuk membantu membawa barang dari pangkalan logistik. Hal ini diperlukan agar pada waktu musim pengiriman barang, kapal dari Jawa tidak sulit masuk ke pulau-pulau kecil," ujarnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement