Jumat 05 Aug 2016 20:46 WIB

Tender PLTMG Pontianak Sepi Peminat

Sejumlah pekerja PLN melakukan perbaikan di gardu Induk Porong baru di Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (1/12).
Foto: Antara/Umarul Faruq
Sejumlah pekerja PLN melakukan perbaikan di gardu Induk Porong baru di Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (1/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Target proyek listrik 35 ribu Mega Watt (MW) yang direncanakan selesai pada 2019 terancam meleset. Kurang berjalan mulusnya beberapa tender pembangkit listrik yang digelar PT PLN (Persero) bisa jadi indikator kuat bakal molornya proyek tersebut.

Teranyar menimpa pada lelang PLTMG Scattered 180 MW dan PLTMG Pontianak berkapasitas 100 MW. Meski pengumuman dan pendaftaran sudah dilakukan jauh-jauh hari, namun hingga batas akhir penyerahan dokumen tender pada 26 Juli kemarin, tidak ada satu pun peserta yang mendaftar.

Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir mengaku tidak tahu-menahu atas permasalahan ini. Sebaliknya, pihaknya justru memilih untuk membangun sendiri pembangkit listrik. "Saya baru dengar. Namun, untuk masalah teknis nanti saya tanyakan ke direktur teknis terkait," kata dia, kemarin.

Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman menyayangkan, sepinya peminat PLTMG Pontianak dan Scattered Riau ini. "Padahal sudah melalui proses panjang, tiga kali bolak-balik, tetap sepi peminat,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya.

Kasus ini menambah daftar panjang kegagalan PLN dalam memenuhi target oleh Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) “Diawali pembatalan tender PLTU Jawa 5 berkapasitas 2 x 1.000 MW,” jelas Yusri.

Menurut dia, ada kesan PLN enggan repot-repot membantu pengembang atau investor IPP. Terbukti, PLN mewajibkan pasokan gas untuk dua pembangkit ini harus disediakan peserta tender.

“Sementara di tender lain seperti Proyek IPP Jawa-1 PLN mengambil tanggung jawab pengadaan gas atau LNG-nya,” ujarnya. Ke‎bijakan PLN di proyek Jawa-1 sudah sangat baik dan seharusnya  dijalankan dengan konsisten.

Yusri menilai pilah-pilihnya PLN dalam hal penyediaan pasokan gas dalam tender IPP ini menunjukkan perusahaan setrum ini tidak mempunyai konsep yang jelas dan membingkungkan para investor pengembang IPP. “Untuk PLTMG kecil, IPP diminta menyediakan sendiri gasnya. Sedangkan yang besar diambil alih PLN sendiri,” ujarnya. Syarat seperti itu banyak pengembang IPP bingung dan akhirnya tak berminat ikut serta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement