REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (29/7) pagi, bergerak menguat sebesar 12 poin menjadi Rp 13.079 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.091 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa nilai tukar rupiah menguat dipicu faktor bank sentral Amerika Serikat yang belum akan menaikan suku bunga acuannya dan perombakan susunan Kabinet Kerja.
"Sentimen itu mendorong aliran dana asing masih masuk ke dalam negeri sehingga mendorong reli aset keuangan di dalam negeri," katanya di Jakarta, Jumat (29/7).
Ia menambahkan estimasi data ekonomi domestik di mana angka inflasi diperkirakan naik tipis ke 3,47 persen secara tahunan dan pertumbuhan produk domesti bruto (PDB) dirilis diperkirakan membaik ke 4,97 persen turut menambah sentimen positif.
"Rupiah berpeluang tetap menguat pada akhir pekan ini (Jumat, 29/7) walaupun dibayangi harga minyak mentah dunia yang bervariasi," katanya.
Terpantau harga minyak jenis WTI Crude pada Jumat pagi ini melemah 0,7 persen menjadi 41,11 dolar AS per barel, dan Brent Crude naik 0,16 persen menjadi 42,77 dolar AS per barel.