Selasa 19 Jul 2016 17:49 WIB

Kemenperin Gandeng Gapmmi Tinjau Stok Gula Rafinasi

Gula Rafinasi (ilustrasi)
Foto: Corbis
Gula Rafinasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan menggandeng Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) untuk meninjau stok gula rafinasi yang tersedia di industri.

"Nanti bersama Gapmmi kita akan tanya dan tinjau stoknya di gudang-gudang," kata Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto di Jakarta, Selasa (19/7).

Panggah menyampaikan, kelangkaan gula rafinasi saat ini cukup mengkhawatirkan, karena produksinya terganggu di beberapa, terutama di Thailand, negara pengekspor bahan baku gula rafinasi (raw sugar) ke Indonesia.

Untuk itu, lanjut Panggah, Indonesia akan mengimpor raw sugar dari Brasil, sehingga yang biasanya hanya membutuhkan seminggu jika diimpor dari Thailand, menjadi 40 hari jika diimpor dari Brasil. "Mau tidak mau kita impor dari Brasil, sehingga kita waspadai agar tidak ada keterlambatan," ujar Panggah.

Kendati pertumbuhan industri makanan dan minuman di atas asumsi, namun Panggah belum perlu menambah kuota impor raw sugar tahun ini. "Asumsi kita 5 persen, ternyata pertumbuhannya 7 persen. Kita pakai yang 5 persen dulu, tapi kalau di gudang kita lihat menipis ya jangan sampai tak ada stok," tegas Panggah.

Menurut Panggah, kuota raw sugar hingga akhir 2016 mencapai 3,2 juta ton, dan realisasinya hingga saat ini mencapai 1,7 juta ton. Sementara itu, penggunaannya hingga September 2016 diprediksi mencapai 2,7 juta ton, sehingga terdapat sisa jatah 500 ribu ton pada kuartal IV untuk diajukan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement