Rabu 13 Jul 2016 21:04 WIB

Penataan Pelabuhan, Pelindo 1 Gandeng Otoritas Pelabuhan Valencia

Red: Ilham
Penandatangan kerjsama PT Pelindo 1 dengan Otoritas Pelabuhan Valencia (Senin 11/7)
Foto: Ist
Penandatangan kerjsama PT Pelindo 1 dengan Otoritas Pelabuhan Valencia (Senin 11/7)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelabuhan Indonesia 1 dan PT Biro Klasifikasi Indonesia telah menandatangani nota kesepahaman dengan Fundacion Valencia Port dan Internasional Societe Generale de Surveillance SA (SGS) di Kantor Otorita Pelabuhan Valencia, Senin (11/7). Kerja sama ini terkait rencana kerja sama di bidang manajemen dan operasional kepelabuhanan.

Penandatanganan dilakukan oleh Dirut PT Pelindo 1 Bambang Eka Cahyana, Dirut PT Biro Klasifikasi Indonesia Rudiyanto, CEO Fundacion Valencia Port Aurelio Martinez Estevez, dan Direktur Internasional Societe Generale de Surveillance SA (SGS) Roger Kamgaing.

Staf Ahli Menko Maritim RI, Laksamana (Purn) Marsetio mengatakan, dewasa ini pemerintah Indonesia memberikan perhatian khusus terhadap pembangunan sektor maritim, seperti infrastruktur pelabuhan. Ada 34 pelabuhan di seluruh Indonesia yang akan dibangun dan itu memerlukan dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak.

"Kerja sama dimaksud meliputi sistem tata kelola lalu lintas kapal dan tata kelola sistem komunikasi pelabuhan, digitalisasi informasi pelabuhan,  tata kelola operasi terminal, dan sistem keamanan pelabuhan (seaport safety system)," kata Marsetio yang bertindak sebagai Ketua Delegasi Indonesia dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (13/7).

Marsetio mengatakan, Indonesia mengundang Otoritas Pelabuhan Valencia dan SGS untuk meninjau kapasitas yang sekarang dimiliki oleh pelabuhan-pelabuhan yang berada di bawah otoritas PT Pelindo 1. Ini untuk menentukan lingkup kerja sama yang akan dilaksanakan di masing-masing pelabuhan, sesuai dengan rencana pengembangan tahap pembangunan pelabuhan terkait.

Peningkatan kapasitas pelayanan pelabuhan menjadi fokus pengembangan pelabuhan di seluruh Indonesia. Pembangunan fisik infrastruktur, baik pelabuhan terminal peti kemas yang modern maupun pelabuhan terminal penumpang harus nyaman dan memperhatikan aspek keamanan lingkungan.  

Menurut Marsetio, Indonesia juga merencakan peningkatan kapasitas pelayanan pelabuhan yang akan menjadi pelabuhan modern dengan didukung sistem komunikasi digital. Nantinya, pelayanan arus kapal barang dan penumpang dapat berlangsung secara tertib, cepat dan nyaman. "Serta memenuhi standar internasional untuk pemeliharaan lingkungan."

Dirut Pelindo 1, Bambang Eka Cahyana menyampaikan, era masa depan adalah persaingan antar pelabuhan di kawasan, baik nasional maupun regional dalam pelayanan penumpang dan barang. Ini harus didukung oleh pengintegrasian pelabuhan dan industri yang meningkatkan perekonomian kawasan Provinsi Naggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau, dan Kepulauan Riau. "Pelabuhan-pelabuhan ini berada di bawah otoritas PT Pelindo 1," katanya.

Menurut Bambang, tahapan pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung direncanakan akan menjadi pelabuhan industri terbesar di Indonesia. Tahap pertama, pembangunan terminal multi fungsi yang telah berjalan dan akan selesai pada 2017.

Tahap dua, pembangunan industrial gateway port yang akan selesai 2019. Kemudian tahap tiga dan empat. "Ini akan menciptakan 100.000 pekerjaan, menarik investasi sekitar 7 miliar USD dan mempunyai kapasitas bongkar muat barang mencapai 150 juta ton cargo."

KBRI Madrid menyambut baik kerja sama tersebut dan sejak awal telah mendorong Otoritas Pelabuhan Valencia melihat potensi kerja sama dengan Otoritas Pelabuhan di Indonesia. KBRI Madrid sangat menghargai tanggapan positif Otoritas Pelabuhan Valencia yang menyetujui usulan Indonesia terkait ruang lingkup kerja sama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement