REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyampaikan asumsi dasar Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) sektor ESDM tahun 2016 dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR, Rabu (8/6). Dalam raker yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi VII DPR Fadel Muhammad, Menteri ESDM menyampaikan tujuh asumsi dasar terkait sektor ESDM yaitu harga rata-rata minyak bumi (ICP) sebesar 35 dolar AS per barel yang mengalami penurunan dari APBN 2015 sebesar 50 dolar AS per barel.
Sedangkan lifting migas disebutkan sebesar 1.925.000 barel per hari, terdiri dari lifting minyak 810 ribu barel per hari atau turun dari APBN 2016 yaitu 830 ribu barel per hari dan lifting gas diusulkan 1,115 juta barel setara minyak per hari, juga mengalami penurunan dari 1,155 juta barel setara minyak per hari bahan bakar minyak (BBM) pada APBN 2016.
Volume BBM bersubsidi diusulkan sebesar 16,69 juta Kiloliter (KL), terdiri dari minyak tanah sebesar 0,69 juta KL dan minyak Solar sebesar 16 juta KL. "Volume tidak mengalami perubahan jika dibandingkan dengan APBN 2016," katanya.
Sementara itu terkait volume LPG 3 kg, kata Sudirman, volumenya juga tetap sama yaitu sebesar 6,602 juta ton atau tidak berbeda dari APBN 2016.
Khusus untuk subsidi Solar, diusulkan adanya subsidi sebesar Rp 350 per liter. Sebelumnya nilai subsidi Solar tetap Rp 1.000 per liter. "Dalam hitungan kami, dengan adanya subsidi Rp 350 per liter, maka harga (Solar) bulan-bulan ke depan tidak akan berubah karena kami punya simpanan sedikit. Jadi tidak akan menimbulkan beban masyarakat," ujarnya.
Sedangkan untuk subsidi listrik tahun berjalan, diusulkan sebesar Rp 57,18 triliun seperti yang tercantum pada Nota Keuangan RAPBN-P 2016. Sebelumnya pada APBN 2016, subsidi Listrik sebesar Rp 38,39 triliun.