Ahad 24 Feb 2019 10:21 WIB

Target Lifting Naik, Pemerintah Genjot Produksi

Eksplorasi minyak terus diupayakan untuk menemukan cadangan baru.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengumumkan pemenang lelang wilayah kerja migas konvensional tahap II tahun 2018 di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (22/10/2018). Wakil Menteri ESDM mengumumkan Perusahaan Hong Kong Jindi Group memenangkan lelang wilayah kerja South Jambi B.
Foto: Wahyu Putro/Antara
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengumumkan pemenang lelang wilayah kerja migas konvensional tahap II tahun 2018 di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (22/10/2018). Wakil Menteri ESDM mengumumkan Perusahaan Hong Kong Jindi Group memenangkan lelang wilayah kerja South Jambi B.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun ini, 2,02 juta barrel oil equivalent per day (BOEPD) ditargetkan sebagai angka lifting minyak dan gas bumi (migas) nasional. Meskipun melebihi target tahun sebelumnya, pemerintah optimistis akan mencapainya sejalan dengan berbagai upaya yang dilakukan dalam menggenjot produksi migas ke depan.

"Untuk produksi dari lapangan-lapangan migas eksisting berusaha dilakukan peningkatkan, semua usaha kita lewati," kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar, Ahad (24/2).

Baca Juga

Arcandra mengklasifikasikan strategi pemerintah dalam menggenjot produksi migas di masa mendatang dalam tiga tahapan. Ketiganya adalah jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

"Fracturing, balanced drilling adalah salah satu usaha jangka pendek dua sampai tiga tahun mempercepat produksi dari lapangan eksisting," jelas Arcandra.

Untuk jangka menengah, pemerintah tengah menggalakkan Enhanced Oil Recovery (EOR) untuk aset yang produktif. "Pertamina aktif di sini. Tapi waktunya agak lama bisa tujuh sampai 10 tahun baru mendapatkan respons," papar Arcandra.

Sementara metode jangka panjang dapat ditempuh dengan cara eksplorasi lapangan migas. "Untuk anak cucu kita, tentu usaha eksplorasi adalah pilihan tepat menjaga produksi migas," ungkapnya.

Pemerintah pun berharap kegiatan eksplorasi ke depan rasio keberhasilannya di atas 20 persen atau setiap lima kali eksplorasi baru, ditemukan satu cadangan baru. "Kita berharap demikian. Apalagi kita punya dana yang akan menopang ditemukannya lapangan baru," harapnya.

Jumlah dana tersebut ada dalam bentuk komitmen kerja pasti kontrak kerja sama sistem gross split sebesar 2,1 miliar dolar AS. Senilai 1,1 miliar dolar AS di antaranya bisa digunakan untuk kegiatan eksplorasi.

Arcandra menuturkan, jumlah dana eksplorasi tersebut jauh lebih baik dibanding dana ekplorasi dengan skema sebelumnya. "Ini dana yang bisa digunakan untuk eksplorasi lima sampai 10 tahun ke depan. Dana ini kami harapkan terus bertambah," jelas Arcandra.

Arcandra juga menekankan bagi pengusaha migas untuk tidak selalu melihat penurunan produksi migas alamiah atau declining, namun harus optimistis mengerjakan eksplorasi. "Kalau terjadi declining itu hanya kaca spion, sekarang liat ke depan. Kalau nyetir pakai kaca spion bisa tertabrak. Kaca spion itu hanya guidance," pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement