Jumat 29 Sep 2017 18:34 WIB

Harga Minyak Jadi Pemicu Turunnya Investasi Eksplorasi Migas

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Kapal eksplorasi minyak lepas pantai (ilustrasi)
Kapal eksplorasi minyak lepas pantai (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Sukandar mengatakan, SKK Migas mencatat, menurunnya investasi di bidang migas dipengaruhi oleh harga minyak. Ia mengatakan tren penurunan aktifitas dan penanaman investasi eksplorasi migas banyak didorong oleh penurunan harga minyak dunia yang masih belum menunjukkan perbaikan.

Padahal, investasi eksplorasi migas merupakan bagian penting dalam keberalangsungan energi bangsa. Ia mengatakan, dimulai dari eksplorasi maka negara bisa menemukan cadagan migas baru yang bisa digunakan dalam waktu jangka panjang.

Harga minyak yang tak menarik bagi investor membuat para investor menilai, bisnis di bidang eksplorasi migas menjadi tidak menarik. "Eksplorasi adalah masa depan industri hulu migas karena kegiatan yang dilakukan untuk menemukan cadangan baru tersebut menjadi harapan peningkatan produksi migas di masa mendatang," kata Sukandar di Gedung SKK Migas, Jumat (29/9).

Selain itu, gagalnya eksplorasi di laut dalam di wilayah Timur Indonesia pada periode 2006-2012, peraturan-peraturan yang tidak kondusif, serta kendala non teknis seperti perizinan, sosial kemasyarakatan, maupun keuangan internal kontraktor KKS, ikut memberi kontribusi melemahnya investasi di bidang migas.

SKK mencatat, saat ini, terdapat 270 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (Kontraktor KKS). Dari jumlah tersebut, 87 Kontraktor KKS masuk dalam fase eksploitasi. Sedangkan 183 Kontraktor KKS masih dalam tahap eksplorasi, baik konvensional sebanyak 130 kontraktor dan non konvensional sebanyak 53 kontraktor.

Deputi Perencanaan SKK Migas, Jaffee Arizon Suardin menambahkan, turunnya investasi berdampak pada kegiatan eksplorasi. Dicontohkan, pada tahun 2012, realisasi survei seismik 2D tercatat sepanjang 11.739 km.

Pada tahun 2016, jumlahnya turun menjadi 5.421 km. Untuk survei 3D realisasi pada 2012 tercatat seluas 2.683 km2. Pada 2016, terealisasi naik menjadi seluas 7.386 km.

Begitu pula dengan pengeboran eksplorasi. Pada 2012, sebanyak 96 sumur bor. Jumlah ini turun menjadi 34 sumur pada 2016.

Per 22 September 2017, dari rencana 45 kegiatan survei seismik dalam revisi program kerja dan anggaran (work program and budget/WP&B) telah terealisasi sebanyak 10 kegiatan. Untuk survei non seismik dari rencana 16 kegiatan, telah terealisasi 11 kegiatan. Sedangkan pengeboran eksplorasi, dari rencana 138 sumur, telah dibor 40 sumur.

"Diproyeksikan sampai akhir tahun akan bertambah satu kegiatan survei seismik dan non seismik, serta pengeboran empat sumur eksplorasi," kata Jaffee.

SKK Migas telah melakukan pemetaan terhadap 13 WK Eksploitasi yang masih memiliki potensi yang belum dikembangkan. Tercatat ada sleeping area seluas 25 persen dari total area WK tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement