Senin 16 May 2016 16:25 WIB

OJK akan Terbitkan Aturan Keuangan Berkelanjutan

Rep: C37/ Red: Nur Aini
Logo of Financial Service Authority or Otoritas Jasa Keuangan (OJK) in Indonesian language. (illustration)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Logo of Financial Service Authority or Otoritas Jasa Keuangan (OJK) in Indonesian language. (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana menerbitkan peraturan yang komprehensif mengenai industri keuangan secara luas pada keuangan berkelanjutan.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad menjelaskan, hal ini mencakup dalam definisi keuangan yang berkelanjutan, tanggung jawab lembaga keuangan, mekanisme pelaporan, dan insentif dibandingkan dengan disinsentif.

"Hal ini dipertimbangkan bahwa pada 2017, pedoman industri secara luas ini akan dilengkapi dengan peraturan-sektor tertentu yang mencakup masing-masing tiga sektor yang kami atur," kata Muliaman dalam 41st Annual Meeting Islamic Development Bank Group di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (16/5).

Tiga sektor tersebut yaitu perbankan, industri keuangan nonbank ,dan pasar modal. Menurut Muliaman, hal ini dilakukan untuk memajukan investasi berdampak (impact investing). Pihaknya menilai bahwa investasi berdampak mendapatkan daya tarik secara global. Hal ini dinilai tidak mengherankan karena investasi berdampak memiliki niat mulia, yaitu untuk menghasilkan dampak sosial dan lingkungan di samping keuntungan finansial. Selain meningkatkan kehidupan sosial dan menangani isu-isu lingkungan.

"Impact investing juga diyakini menghasilkan pembiayaan yang berkelanjutan. Hal ini karena impact investing menyoroti pentingnya keuangan yang bertanggung jawab dalam membangun perekonomian tangguh dan kuat, serta masyarakat yang sehat. Hal ini juga penting untuk dicatat bahwa impact investing memiliki prinsip-prinsip inti yang sama pembiayaan yang berkelanjutan," ujarnya pada seluruh perwakilan IDB.

Pemerintah Indonesia dan OJK, kata Muliaman, selalu mengakui pentingnya pendanaan berkelanjutan untuk kemakmuran ekonomi bangsa kita yang sedang berlangsung. Lebih khusus, pihaknya menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi masa depan Indonesia dan tujuan tidak dapat berkelanjutan dicapai kecuali pemerintah cukup mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan.

"Kami percaya bahwa dalam jangka panjang, memajukan impact investing atau, lebih luas, pendanaan berkelanjutan, diharapkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, yang pada gilirannya akan menciptakan pasar yang lebih besar bagi lembaga jasa keuangan,"katanya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement