Jumat 13 May 2016 14:56 WIB

Kinerja Industri Infrastruktur Diyakini Perbaiki Neraca Pembayaran

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
 Warga melintas didekat logo Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (1/7).
Foto: Republika/ Wihdan
Warga melintas didekat logo Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (1/7).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bank Indonesia memperkirakan neraca pembayaran pada kuartal II 2016 akan membaik. Sebab, kinerja industri manufaktur sudah makin membaik dan korporasi mulai bergerak untuk menarik utang lebih banyak sebagai modal kerja.

"Itu sejalan denga hasil survei kegiatan usaha, dimana sektor industri pengolahan baru akan ekspansi di kuartal II 2016," ujar Direktur Eksekutif Departemen Statistik Bank Indonesia Hendy Sulistyowati di Jakarta, Jumat (13/5).

Hendy optimistis, kinerja ekspor di kuartal II 2016 mulai ada perbaikan karena harga CPO diprediksi akan membaik dan industri manufaktur mulai melakukan ekspansi. Menurutnya, tanda-tanda kenaikan ekspor sudah terlihat sejak Maret 2016 antara lain terjadi kenaikan ekspor kendaraan dan juga perhiasan. Dengan demikian, diharapkan neraca perdagangan juga akan membaik.

"Di kuartal II 2016 akan ada capital inflow dalam bentuk portofolio yang besar," kata Hendy.

 

Penurunan arus masuk kewajiban investasi pada kuartal I 2016 terjadi pada sektor nonmigas maupun migas. Investasi langsung asing di sektor migas defisit akibat turunnya harga minyak dan adanya pembayaran laba ditanam. Selama kuartal I 2016, sektor-sektor utama yang menarik aliran modal asing yakni sektor manufaktur, keuangan, jasa, dan properti.  

Sementara, berdasarkan negara asal investasinya, arus masuk investasi langsung didominasi oleh negara di kawasan ASEAN, kemudian disusul oleh Jepang dan negara emerging market di Asia termasuk Cina. Ketiga kawasan tersebut melakukan investasi langsung sepanjang kuartal I 2016 dengan total investasi senilai 2 miliar dolar AS atau 89 persen dari total investasi langsung.

Baca juga: Neraca Pembayaran Kuartal I 2016 Catat Defisit

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement