Ahad 01 May 2016 18:03 WIB

Menko Darmin Minta Perusahaan tak Berbelit-belit Berikan Data Sensus Ekonomi

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Maman Sudiaman
Darmin Nasution
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Darmin Nasution

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mulai melakukan pendataan dalam sensus ekonomi 2016. Sensus ini akan dilakukan mulai 1 hinga 31 Mei mendatang.

Menteri Koodinator (Menko) Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, ‎ kegiatan sensus ekonomi ini minus sensus pertanian. Sebab sensus pertanian sudah dilakukan lebih dulu tahun 2013. Sensus ekonomi ini nantinya bakal memperbaharui semua informasi mengenai jumlah usaha di berbagai sektor, mulai dari usaha besar, rumah tangga, berbasis daring dan usaha lainnya.

"Secara global makro ini kita kan perlu tahu perkembangan jumlah usaha di berbagai sektor di Indonesia dibandingkan sensus yang lalu," ujar Darmin usai memberikan data dalam Sensus Ekonomi di rumah dinasnya, Ahad (1/5).

Menurut Darmin, agenda 10 tahun ini memang dilakukan karena dalam rentan waktu ini akan banyak perubahan yang terjadi dalam perekonomian. Banyak usaha baru di bidang online dan jasa lain juga menjadi hal tersendiri dalam perkembangan perekonomian Indonesia.‎ Sensus ini pun nantinya akan menjadi salah satu aspek untuk penghitungan produk domestik bruto (PDB).

Darmin menilai, sensus ekonomi dalam pandangan 10 tahun ke belakang dan apa yang bisa dilakukan di tahun-tahun mendatang sangat penting‎. Karena itu dia meminta agar semua pengusaha baik itu pengusaha kecil hingga pengusaha yang memiliki perusahaan besar bisa memberikan data secara rici kepada petuugas BPS. Sebab sensus ini merupakan kewajiban yang harus diikuti responden. Jika responden tidak memberikan data, maka hal ini bisa dilaporkan ke ranah hukum.

"‎Dalam sensus ini jangan ada perusahaan yang berbelit-belit hingga tidak dilakukan sensus, ini kewajiban dan ada undang-undangnya," ungkap Darmin.

Deputi Bidang Statisitika dan Jasa (BPS)‎ Sasmito Hadiwibowo ‎mengatakan‎, ‎sensus kali ini lebih banyak sektornya dibandingkan tahun 2016. Jika tahun 2006 hanya ada 9 sektor kali ini mecapai 17 sektor. Hal ini karena banyak jasa di sektor usaha yang terus berkembang."Kita bisa tahu semua pemain jasa ekonomi baru seperti pemain online jumlahnya. Omzetnya juga kita akan tahu," papar Sasmito.

Data ini, lanjut Sasmito, nantinya akan dipaparkan pertama kali oleh Presiden sekitar tanggal 15 Agustus. Namun data ini baru secara global. Di tahun 2017 data tersebut akan diperinci sehingga kitahui betul bagaiaman perkembangan Perekonomia Indonesia dalam 10 tahun terakhir.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement