Jumat 22 Apr 2016 16:47 WIB

Pangsa Pasar Menurun, Semen Indonesia Jaga Ekspor

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Dirut PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto (kanan) berjabat tangan dengan Dirut PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Suparni (kiri) seusai menandatangani nota kesepahaman di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (22/4).
Foto: Antara/ Widodo S. Jusuf
Dirut PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto (kanan) berjabat tangan dengan Dirut PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Suparni (kiri) seusai menandatangani nota kesepahaman di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (22/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Semen Indonesia (persero) Tbk menyatakan pangsa pasar Semen Indonesia tahun lalu mengalami penurunan 1,5 persen sampai dua persen dibanding tahun sebelumnya. Hal ini terjadi meski secara umum konsumsi semen nasional meningkat lima persen dibanding 2014 lalu atau ada kenaikan 3,4 juta ton dalam satu tahun.

Direktur Utama PT Semen Indonesia Suparni mengungkapkan, pada dasarnya angka penjualan sejak 2014 sampai tahun lalu tidak banyak mengalami perubahan. Artinya, penjualan tidak mengalami kenaikan penjualan secara signifikan. Pangsa pasar yang berkurang, kata dia, lebih disebabkan karena masuknya pemain-pemain baru terutama perusahaan semen asing ke pasar dalam negeri.

Masuknya pemain asing ke pasar dalam negeri ini membuat pasokan Semen Indoensia berlebih. Suparni mengungkapkan, pihaknya bersiasat dengan tetap menjaga pangsa pasar ekspor termasuk pasar Filipina dan Timor Leste. Penjualan ke Timor Leste bahkan mengalami peningkatan tahun lalu.

"Kuartal satu pasar masih flat. Kita gunakan untuk overhaul pabrik sehingga pabrik udah siap untuk produksi. Sehingga harapannya kuartal dua bisa produksi lebih banyak. Harapannya bisa produksi naik lima persen," kata Suparni di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Jumat (22/4).

Selain itu, Suparni menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan utilisasi pabrik hingga 100 persen. Tahun ini, utilitas masih menunggu rampungnya pabrik di Rembang, Jawa Tengah dan Indarung, Aceh. Untuk pabrik Semen Indonesia di Rembang rencananya akan rampung pada akhir tahun ini dan akan berproduksi penuh pada 2017 mendatang. Kapasitas produksi di pabrik Rembang dan Indarung masing-masing sebesar 3 juta ton per tahunnya.

"Kalau di Rembang dioperasikan oleh 300 orang dengan pendukung 1.000 orang lebih dan kegiatan lain seperti kontraktor jauh lebih banyak sehingga efek domino. Tahun ini penjualan kita 29 juta target. Harga per ton kira kira 900 ribu sampai sejuta lah," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement