Jumat 01 Apr 2016 19:47 WIB

Pangan Masih Jadi Ancaman Terbesar Inflasi Hingga Akhir Tahun

Red: Nur Aini
 Pedagang melayani pembeli di toko Sembako pada salah satu pasar tradisional, Jakarta.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Pedagang melayani pembeli di toko Sembako pada salah satu pasar tradisional, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan upaya untuk menjaga pasokan pangan hingga akhir tahun sangat penting, agar inflasi nasional bisa mencapai angka proyeksi sebesar empat persen.

"Kalau mau menjaga inflasi, harus dijaga harga pangan. Tidak ada kelangkaan pasokan di daerah," katanya di Jakarta, Jumat (1/4).

Menkeu mengatakan kelompok harga bahan makanan masih menjadi penyumbang utama inflasi, sehingga distribusi maupun pasokan pangan diupayakan tidak terhambat, agar harga-harga tidak melambung tinggi.

"Ancaman terbesar tetap di pangan, sekarang ini memang beras harganya sedang turun karena musim panen raya. Tapi ini harus diperhatikan terus setelah Juni sampai Desember," ucapnya.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan potensi terjadi inflasi tinggi pada Juni sangat tinggi, setelah inflasi landai pada periode Maret, April dan Mei 2016.

Untuk itu, ia mengharapkan pemerintah bisa menyiagakan pasokan bahan makanan terutama komoditas yang selalu menjadi penyumbang inflasi utama seperti bawang merah, cabai merah, beras, daging ayam ras maupun telur ayam ras.

Sasmito optimistis pemerintah bisa melakukan upaya stabilisasi setelah adanya pembenahan jalur logistik ke Indonesia timur, sehingga diharapkan tidak ada harga komoditas pangan yang melambung terlalu tinggi hingga akhir tahun.

"Kami berharap ada penurunan inflasi utamanya di daerah Indonesia timur, karena dengan perbaikan sistem distribusi tol laut dan perbaikan harga energi seperti BBM, inflasi bisa terkendali," jelasnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi nasional pada Maret 2016 sebesar 0,19 persen, karena harga-harga bahan kebutuhan pokok seperti beras maupun daging ayam ras dalam periode ini nisbi terkendali. Dengan inflasi Maret yang tercatat sebesar 0,19 persen, maka inflasi tahun kalender Januari-Maret 2016 masih tercatat 0,62 persen dan laju inflasi secara tahunan (year on year) 4,45 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga dan menyumbang inflasi adalah bawang merah, cabai merah, cabai rawit, emas perhiasan, bawang putih, minyak goreng, mi, rokok kretek dan rokok kretek filter.

Sedangkan komoditas yang harganya turun pada Maret dan menekan inflasi adalah daging ayam ras, telur ayam ras, tarif listrik, beras, tarif angkutan udara, ikan segar, kentang, bensin pertamax dan wortel.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement