Senin 14 Mar 2016 11:11 WIB

Mutu dan Desain Furnitur Jadi Kunci Menangi Kompetisi

Pengunjung melihat salah satu produk furnitur saat pameran
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pengunjung melihat salah satu produk furnitur saat pameran "Exclusive Furniture Show 2015" di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (15/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Furnitur telah menjadi kebutuhan masyarakat Indonesia dan dunia. Selain mementingkan fungsi dasar, semakin banyak konsumen yang juga mempertimbangkan desain sesuai selera pribadi guna mewakili jati diri.

“Furnitur semakin bersifat personal. Membeli kursi sederhana saja, konsumen cenderung menghindari sama dengan tetangga rumah sebelah,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin memberi gambaran ringkas saat menghadiri pameran furnitur Indonesia International Furniture Expo (IFEX), Jumat (11/3).

Menperin bersama Ketua Umum Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) Rudi Halim mendampingi Wakil Presiden RI Jusuf  Kalla membuka pameran tersebut secara resmi. Turut hadir Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf.

Di ranah yang lebih luas, baik pasar nasional maupun internasional, tuntutan kualitas dan desain dari konsumen semakin kompleks. Begitu juga dengan persaingan yang semakin sengit.

“Kita menekankan agar pelaku industri furnitur beserta rekan-rekan desainer meningkatkan mutu dan desain. Ini untuk memenuhi kebutuhan buyer di pasar ekspor dan memenangi kompetisi di domestik hingga dunia,” ujarnya.

Kemenperin mencatat, nilai ekspor furnitur kayu dan rotan terus menanjak. Jika pada 2012 sekitar 1,4 miliar dolar AS kemudian 2013 mengalami peningkatan menjadi 1,8 miliar dolar AS.

Sedangkan sepanjang 2014 nilai ekspor furnitur kayu dan rotan nasional mencapai kurang lebih 2,2 miliar dolar AS. Tren positif ini mendorong optimisme tercapainya nilai ekspor furnitur kayu dan rotan olahan dalam lima tahun ke depan mencapai 5 miliar dolar AS.

Sementara itu, Wapres menegaskan pemerintah memiliki perhatian kuat kepada industri furnitur. Para pelaku industri ini juga diminta memperbanyak inovasi guna mengikuti selera konsumen furnitur global.

“Pertama, masyarakat memilih furnitur karena fungsi. Kemudian juga menginginkan bentuk yang indah, enak dilihat dan nyaman. Ini berarti membutuhkan desain,” katanya.

Geliat industri furnitur juga disokong oleh para desainer muda dan ekspansi pelaku industri furnitur. Selain menggairahkan pasar, juga semakin memanjakan konsumen dengan ragam pilihan furnitur dan menyerap tenaga kerja terdidik, terampil dan kreatif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement