REPUBLIKA.CO.ID,AMBON -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengambil alih penyelesaian pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Negeri Waai, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah yang selama ini terkatung-katung.
"Kami ambil alih penyelesaian pembangunan PLTU Waai. Pekerjaannya akan dilanjutkan kembali pada Juni 2016," kata Menteri BUMN, Rini M Soemarno di Ambon, Rabu (24/2).
Rini berada di Ambon untuk meresmikan kantor cabang Permodalan Nasioal Madani (PNM) persero, lembaga non-bank di bawah Kementerian BUMN tersebut, Selasa (23/2). PLTU berkapasitas 2x15 mega watt (MW) yang telah dikerjakan sejak pertengahan 2010, dan menghabiskan dana sekitar Rp 800 miliar tersebut, ternyata hingga saat ini mengalami kemacetan dan pekerjaan terhenti.
Rini mengakui, selama ini terjadi banyak masalah dalam pekerjaan mega proyek kelistrikan dengan tujuan utama mengatasi krisis listrik di Pulau dan Kota Ambon tersebut. Beberapa masalah yang menghambat penyelesaian mega proyek yang dibangun di atas tanah seluas 22,8 hektar tersebut, diantaranya sengketa lahan dengan warga, padahal sudah dilakukan pembebasan lahan.
Selaian itu, adanya dugaan tindak pidana korupsi yang menyebabkan kontraktor pelaksana menghentikan pekerjaan dan lari meninggalkan tanggung jawabnya, sehingga harus diselesaikan melalui jalur hukum. Menurut Menteri, penyelesaian pekerjaan mega proyek yang terbengkalai tersebut diperkirakan akan memakan waktu 1,5 tahun hingga rampung.
"Penyelesaian pekerjaannya memakan waktu 1,5 tahun hingga rampung. Seluruh anggarannya menggunakan dana APBN," kata Rini.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan suplai daya listrik di Pulau dan Kota Ambon, saat ini, maka Kementerian BUMN bekerja sama dengan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mendatangkan satu unit kapal pembangkit listrik atau Marine Vessel Power Plant (MVPP) dari Turki berkapasitas 60 mega watt. "Kapal pembangkit listrik asal Turki ini akan tiba di Ambon dalam waktu dekat. pengoperasiannya sebagai solusi jangka pendek untuk mengatasi krisis listrik di Kota dan Pulau Ambon," kata Menteri.
Kapal pembangkit akan ditempatkan berdekatan dengan proyek pembangunan PLTU di Desa Waai, sedangkan daya listriknya akan disalurkan melalui jaringan transmisi 70 kilo volt (KV) yang telah dibangun hingga menuju Desa Passo dan kecamatan Sirimau. Pemanfaatan kapal pembangkit listrik yang disewa selama lima tahun tersebut sangat membantu daerah di Indonesia yang kekurangan listrik. Wilayah Indonesia yang merupakan kepulauan cocok untuk pembangkit listrik apung.