REPUBLIKA.CO.ID,KUPANG -- Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan perubahan Daftar Negatif Investasi (DNI) yang baru saja dilakukan pemerintah dapat ikut membantu mendorong investasi asing (foreign direct investment/FDI) masuk ke Tanah Air.
"Kami harap ini (perubahan DNI) dapat membawa pesan yang baik dan membuat FDI ke Indonesia juga lebih baik," kata Agus di sela-sela persiapan rakor dengan pemerintah di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kamis (11/2).
Beberapa bidang usaha akhirnya dikeluarkan dari DNI, karena dianggap tidak lagi tumbuh sesuai potensinya, agar industri nasional kembali meningkat dan mendorong minat pelaku investasi. Beberapa bidang usaha yang dikeluarkan dari DNI tersebut antara lain usaha penyimpanan ikan (cold storage), pengusahaan jalan tol, pialang berjangka, restoran, gelanggang olahraga, pembuatan film, warung telekomunikasi, industri bahan baku obat, dan layanan penunjang kesehatan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memastikan revisi DNI yang masuk dalam paket kebijakan ekonomi X ini bertujuan untuk memotong mata rantai pemusatan ekonomi yang selama ini dinikmati kelompok tertentu dan memberikan perlindungan kepada UMK. Kebijakan tersebut juga bukan merupakan liberalisasi, karena merupakan upaya untuk mengembangkan potensi geopolitik dan geo-ekonomi nasional dengan meningkatkan kreativitas dan sinergi serta kemampuan menyerap teknologi dalam era keterbukaan.
Selain membuka lapangan kerja dan memperkuat modal untuk membangun, perubahan itu juga untuk mendorong perusahaan nasional agar mampu bersaing dan semakin kuat di pasar dalam negeri maupun global.
Agus juga mengapresiasi upaya-upaya pemerintah sejauh ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Ia meyakini pada tahun ini ekonomi domestik akan lebih menggeliat dibandingkan tahun lalu.
"Kami lihat paket kebijakan ekonomi dari I sampai X ini menjawab masalah reformasi struktural," kata Agus.
Baca juga: Menko Ekonomi: Investasi Asing Dibuka untuk Bidang Usaha tak Berkembang