REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengungkapkan penerapan biodiesel 20 persen bisa mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) hingga 6,9 juta kilo liter (KL) dalam setahun.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution juga menyebut bahwa kebijakan biodiesel 20 persen bisa menyerap pasokan sawit dalam negeri dan menjaga stabilitas harga sawit dalam negeri.
Darmin menjelaskan, dalam amanat Undang-undang no 30 tahun 2007, tentang energi, pemerintah berkewajiban mendorong pemakaian bahan bakar nabati salah satu jenis energi terbarukan. Ia juga menambahkan bahwa pemerintah telah terbitkan peraturan Kementerian ESDM no 12 tahun 2015 yang merupakan peta jalan pemanfaatan biodiesel, di mana tahun ini pemanfaatan biodiesel ditingkatkan menjadi 20 persen.
"Pemanfaatan B20 ini, akan turut menjaga stabilitas harga sawit nasional kita, sebagai ketahanan energi nasional karena dapat menghemat impor BBM hingga 6,9 juta kiloliter dan akan dapat menyerap lebih banyak produksi CPO dalam negeri," kata Darmin di kantornya, Jakarta, Rabu (27/1).
Darmin mengatakan, selain menjaga stabilitas harga sawit, langkah ini juga dapat meningkatkan nilai tambah dan memperluas lapangan kerja. Ia melanjutkan, realisasi penyerapakan penyaluran B15 tahun 2015 lalu mencapai 860 ribu KL, dan 2016 ini pemerintah berkomitmen untuk tetap melanjutkan program mandatori B20.