REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Srie Agustina mengatakan, harga bahan pokok yang berangsur-angsur mulai turun diharapkan akan menyumbang deflasi. Pasalnya, bahan pokok merupakan salah satu sektor yang sering dianggap sebagai pemicu deflasi.
"Harga bahan pokok sekarang kecenderungannya sudah mulai turun dan saya optimistis ini bisa menyumbang deflasi," ujar Srie di Jakarta, Jumat (22/1).
Srie mengatakan, harga rata-rata nasional barang kebutuhan pokok pada umumnya sudah stabil dibandingkan pada Desember 2015. Dia menyebutkan, harga cabai merah keriting, cabai merah besar, dan bawang merah sudah turun diatas dua persen. Sementara, harga bawang putih dan cabai rawit merah masih cenderung naik diatas dua persen karena adanya pengaruh musim.
Sementara itu, harga barang kebutuhan pokok lainnya seperti gula pasir, minyak goreng, tepung terigu, daging ayam, dan telur ayam rata-rata juga sudah turun sampai dua persen. Untuk rata-rata harga daging sapi, Srie mengakui memang masih naik namun tidak terlalu tinggi yakni sekitar 1,08 persen. Harga rata-rata daging sapi pada 18 Desember 2015 sekitar Rp 108.910 sedangkan harga pada 18 Januari 2016 mencapai Rp 110.510.
Sedangkan, rata-rata harga beras medium naik 1,5 persen jika dibandingkan pada Desember 2015. Kementerian Perdagangan mencatat, rata-rata harga beras medium pada 18 Desember 2015 sebesar Rp 10.670 sedangkan pada 18 Januari 2016 sekitar Rp 10.830.
"Setiap komoditas memiliki struktur pasar yang berbeda, jadi penurunan atau kenaikan harganya tidak bisa dipukul rata," kata Srie.