Ahad 03 Jan 2016 16:13 WIB

Kementan Belum Deteksi Kemunculan El Nino 2016

Rep: Sonia Fitri/ Red: Maman Sudiaman
EL Nino
Foto: Antara
EL Nino

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian belum melihat adanya kemunculan El Nino masuk wilayah Infonesia di 2016. Kesimpulan tersebut setelah berkoordinasi rutin dengan sejumlah institusi pemantau iklim. 

"Kita akan melakukan percepatan tanam di 2016 secara normal, prediksi dari 34 lembaga dunia, El Nino di 2016 masih lemah," kata Kepala Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi Badan Penelitian dan Pengembangan Kementan Haris Syahbuddin kepada Republika.co.id, Ahad (3/1).

Kementan secara rutin per bulan melakukan pemantauan iklim untuk kebutuhan tanam pangan. Pemantauan tersebut berkoordinasi dengan National Climate Outlook Forum (NCOF) yang terdiri dari LAPAN, BMKG dan sejumlah universitas. 

Percepatan masa tanam di 2016 akan dilakukan di tiga bulan pertama, menyambut curah hujan yang merata di sejumlah wilayah Indonesia. Kemungkinan La Nina pasca kedatangan El Nino juga belum terlihat. "La Nina biasanya terlihat di Oktober-November, tapi belum terpantau pasti," lanjutnya.

Sebelumnya, akademisi dari Universitas Reading Inggris Nick Klingaman menyebut, akan terjadi pengurangan curah hujan di sejumlah negara tropis. "Pengurangan curah hujan terjadi dalam jumlah besar mencapai 20 hingga 30 persen," katanya sebagaimana dilansir BBC, Rabu (30/12).

Indonesia, lanjut dia, akan mengalami musim kemarau yang buruk. Hujan di India 15 persen di bawah curah hujan normal, dan diperkirakan Brasil dan Australia juga mengalami pengurangan musim hujan. (Baca juga: Ribuan Hektare Kedelai Indramayu Gagal Panen)

Fenomena cuaca tersebut dapat memperburuk kekeringan di beberapa wilayah sekaligus meningkatkan banjir di wilayah lain. Beberapa wilayah, termasuk Karibia, Amerika Tengah, dan Selatan, akan terkena dampak dalam enam bulan ke depan. Namun, dampak terburuk kemungkinan terjadi di Afrika. Benua tersebut diperkirakan akan mengalami puncak kekurangan pangan pada Februari.

 

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement