Kamis 31 Dec 2015 10:37 WIB

Tutup Tahun, Kapitalisasi Pasar Modal Indonesia Tertinggal di Asia

Rep: Risa Herdahita Putri/ Red: Israr Itah
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla memberikan sambutannya dalam penutupan perdagangan saham terakhir tahun 2015 di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (30/12).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla memberikan sambutannya dalam penutupan perdagangan saham terakhir tahun 2015 di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (30/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pertumbuhan kapitalisasi pasar modal Indonesia baru sekitar 60 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Ini jauh tertinggal dibandingkan pertumbuhan pasar modal di negara-negara Asia lainnya.

Bursa Singapura, misalnya, kapitalisasi pasarnya sudah mencapai 120 persen dari PDB-nya. Adapun kapitalisasi Bursa Malaysia telah mencapai 110 persen dari PDB-nya. 

Hal ini dinilai Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dikarenakan masih tingginya tingkat suku bunga perbankan di Indonesia dibandingkan di kedua negara tersebut.

“Selama bunga deposito masih tinggi tentu investor akan memilih (menempatkan dananya) di deposito dibandingkan (investasi yang memiliki risiko ketidakpastian lebih tinggi) di pasar modal,” papar Jusuf Kalla, ketika menghadiri Acara Peresmian Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2015 di Gedung BEI, Rabu, (30/12).

Namun jika suku bunga perbankan dikurangi, kata dia, investasi di BEI akan menjadi pilihan menarik untuk masyarakat. Masyarakat dikatakan dia menginginkan imbal hasil yang paling maksimal. 

Pada pekan menjelang penutupan akhir tahun 2015, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak dalam teritori positif. IHSG akhir pekan ini ditutup meningkat 1,56 persen ke posisi 4.593,008 poin dibandingkan penutupan pada pekan sebelumnya yang berada di level 4.522,65 poin.

Dalam perdagangan hari terakhir pada 2015, IHSG ditutup menguat 0,52 persen.   

Selama periode 28 hingga 30 Desember 2015, investor asing mencatatkan beli bersih di pasar saham dengan nilai Rp 394 miliar. Meski begitu, secara tahunan, aliran dana investor asing di pasar saham masih tercatat jual bersih dengan nilai Rp 22,60 triliun. 

Rata-rata nilai transaksi harian dalam tiga hari terakhir di Bursa Efek Indonesia (BEI) pekan ini mengalami penurunan 2,03 persen. Itu menjadi Rp 5,60 triliun dari Rp 5,71 triliun pada akhir pekan lalu. 

"Rata-rata volume transaksi harian juga mengalami penurunan 14,99 persen dan rata-rata frekuensi harian berkurang 0,47 persen," tutur Sekretaris BEI, Dwi Sahara Soekarno melalui pernyataan resminya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement