Rabu 30 Dec 2015 21:05 WIB

Aset Industri Keuangan Non Bank Syariah Ditarget Tumbuh 2 Persen di 2016

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Dewan Komisioner OJ dan Kepala Eksekutif Pengawas Industri Non Bank, Firdaus Djaelani menjadi pembicara dalam seminar Enterprise Risk Managemen di Jakarta, Kamis (10/9).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Dewan Komisioner OJ dan Kepala Eksekutif Pengawas Industri Non Bank, Firdaus Djaelani menjadi pembicara dalam seminar Enterprise Risk Managemen di Jakarta, Kamis (10/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kinerja industri keuangan non bank (IKNB) syariah sepanjang 2015 tetap tumbuh positif. Pertumbuhan Aset IKNB Syariah pada akhir November 2015 naik sebesar 7,1 persen atau sebesar Rp 4,14 triliun dibandingkan dengan jumlah aset IKNB Syariah tahun 2014.

Kepala Ekselutif Pengawas IKNB OJK, Firdaus Djaelani, merinci, pertumbuhan aset tertinggi dicapai oleh Perusahaan Penjaminan Syariah yang tumbuh sebesar 57,9 persen. Meski demikian, secara nominal pertumbuhan aset terbesar masih di dominasi oleh industri asuransi syariah yang mencapai Rp 3,04 triliun dari total perkembangan aset yang mencapai Rp 4,13 triliun.

OJK optimistis pertumbuhan aset IKNB syariah tahun depan masih akan positif. “Untuk tahun 2016 target tingkat pertumbuhan aset IKNB Syariah sebesar 2 persen,” ujarnya dalam Jumpa Pers Tutup Tahun 2015 di kantor pusat OJK Jakarta, Rabu (30/12).

Firdaus menyebutkan, pangsa pasar (market share) IKNB Syariah berdasarkan aset yang dimiliki mencapai 3,86 persen bila dibandingkan dengan industri IKNB konvensional yang mencapai 96,14 persen.

Dari total market share IKNB Syariah tersebut, industri Asuransi Syariah masih mendominasi jumlah market share mencapai 1,57 persen. Diikuti oleh Pembiayaan Syariah sebesar 1,31 persen. Sedangkan market share IKNB Syariah terkecil yakni Modal Ventura Syariah sebesar 0,03 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement