REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Direktur Pengadaan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Wahyu menegaskan belum ada sedikitpun beras impor yang masuk ke pasar.
"Sampai saat ini belum ada satu kilogram pun beras impor yang keluar dari gudang kami," tegas Wahyu yang ditemui di sela Sosialisasi Kemitraan dan On Farm Bulog tahun 2016 di Makassar, Selasa (29/12).
Wahyu mengatakan perintah untuk mengimpor beras dilakukan untuk menjamin cadangan pangan, dan hanya dikeluarkan apabila dalam situasi pasar yang tidak terkendali.
"Total izin yang kami peroleh untuk mengimpor 1,5 juta ton, sampai bulan Maret, tetapi sampai saat ini baru 300 ribu ton yang masuk ke gudang kami," katanya.
Menurut Wahyu, Bulog lebih berfungsi sebagai stabilisator harga. "Kami menguasai dan menyimpan beras untuk digunakan melayani kebutuhan masyarakat dan mendukung berbagai program pemerintah seperti beras untuk masyarakat prasejahtera," paparnya.
Sementara untuk Sulsel, Wahyu mengatakan sejak dulu tidak ada beras impor yang masuk ke provinsi ini. "Sulsel ini daerah dengan surplus beras terbesar, tidak mungkin beras impor masuk ke sini," katanya.
Beras impor, menurut Wahyu hanya diperuntukkan bagi daerah-daerah minus, seperti Papua dan NTT.
Sebelumnya, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo menjamin tak akan ada beras impor yang beredar di Sulsel, karena beras produksi lokal mampu menutupi kebutuhan konsumsi sekitar delapan juta jiwa penduduk di daerah itu.
"Sampai saat ini belum ada beras impor yang dilempar ke Sulsel, bahkan kalau ada beras impor yang beredar di pasar, sebaiknya ditelusuri dari mana, apakah legal atau illegal?" ujarnya.
Karena itu, masyarakat Sulsel diminta agar tidak perlu risau dengan masuknya beras impor.