REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Pemerintah berencana menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Namun, penurunan harga tersebut dinilai tidak akan berdampak pada penurunan harga barang jika nilainya tidak besar.
Pengamat Ekonomi UGM Dr Mudrajad Kuncoro mengatakan, kalau harga premium hanya turun sekitar Rp 300 per liter pada Januari 2016 dampaknya tidak akan terasa.
"Alasannya komponen BBM kurang dari 5 persen dari rata-rata rumah tangga maupun industri. Jadi penurunan Rp 300 tidak akan terlalu berpengaruh, harga-harga barang tak akan turun," katanya, Rabu, (23/12).
Jika harga solar turun Rp 500 per liter, ia memprediksi hal itu hanya berdampak pada penurunan biaya produksi angkutan umum. "Namun apakah angkutan umum mau menurunkan tarif angkutannya?"
Mudrajad memprediksi angkutan umum juga tak akan menurunkan tarifnya. Sebab, mereka takut kalau tarifnya diturunkan nanti harga solar naik lagi. Saat harga solar naik dan tarif angkutan kembali dinaikkan maka penumpang akan protes.
"Kalau harga BBM naik angkutan umum maupun pengusaha senang menaikkan harga. Namun kalau harga BBM turun, mereka enggan menurunkan harga," kata Mudrajad.