REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan Indonesia memang harus memperhitungkan untung rugi mengikuti blok-blok dagang. Namun, Indonesia dinilai harus sudah siap melaksanakan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai awal 2016.
Di depan para pimpinan TNI di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Rabu (16/12), Presiden Jokowi mengatakan saat ini bermunculan berbagai blok dagang. Bahkan, sejumlah kepala negara dan kepala pemerintahan di ASEAN sudah merasa khawatir terhadap Indonesia karena MEA akan dilaksanakan mulai Januari 2016.
Pada acara ini, Kepala Negara juga mengatakan Indonesia menghadapi tantangan baru setelah perang dingin berubah. "Konstelasi politik dan ekonomi berubah sangat cepat, dan hal ini mau tidak mau harus diikuti," kata Presiden Jokowi.
Kepala Negara juga mengatakan, gelombang perdagangan bebas terjadi sangat cepat dan membawa perubahan-perubahan di setiap negara. "Ini harus kita tahu dan waspadai. Kawasan Asia timur yang pelabuhannya bagus akan menjadi pasar dan basis produksi bagi negara-negara yang siap," katanya.
Presiden menambahkan, saat ini blok-blok perdagangan sudah dimulai, salah satunya Masyarakat Ekonomi ASEAN. Jokowi menegaskan, semua blok itu harus dikaji dulu sebelum bergabung. "Semuanya harus dihitung, apa yang menguntungkan dan tidak. Hitungannya harus detail," kata Jokowi.
Namun demikian, Indonesia harus mempersiapkan segala sesuatunya, baik sumber daya manusianya (SDM), produk, maupun strategi besarnya. "Tidak ada kata lain. Kalau kita masih pakai pola lama, cara lama, tradisi lama, maka kita terlibas dan hilang. Arus barang, orang keluar-masuk harus diperkirakan dari sekarang," kata Jokowi.
Memasuki MEA, sejumlah negara dan kepala pemerintahan sudah mulai khawatir dengan produk-produk Indonesia, yang akan membanjiri pasar di negaranya. "Sejumlah kepala negara dan kepala pemerintahan sudah mulai khawatir dengan produk Indonesia. Mereka berbisik-bisik ke saya, 'kita khawatir produk Indonesia membanjiri negara kita'. Terlebih, pasar tenaga kerja akan direbut Indonesia, yang dikenal terampil dan tekun," kata Jokowi.
Oleh karena itu, Indonesia tak perlu ikut-ikutan khawatir dan takut menghadapi MEA. "Orang lain khawatir, kok kita ikut takut. Ini keliru besar," katanya.