REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus memperluas pelaksanaan Program Laku Pandai (Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif), termasuk melalui industri perbankan syariah. Hal itu ditandai dengan peresmian Laku Pandai BRI Syariah di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Sabtu.
Peresmian program Laku Pandai perbankan syariah yang pertama di Pondok Pesantren Nurul Hakim, Lombok Barat, pada Sabtu (12/12) tersebut dihadiri oleh Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad.
BRI Syariah memberikan nama layanan tersebut BRIS SMART (Sarana Menghadirkan Bank Syariah Terdekat). Layanan ditujukan untuk memperluas akses layanan keuangan bagi masyarakat yang belum mengenal atau menggunakan layanan perbankan melalui kemudahan layanan keuangan syariah dimana saja, tanpa harus terikat dengan kantor cabang bank.
Peresmian Laku Pandai BRISyariah di Pondok Pesantren Nurul Hakim dilakukan sekaligus dengan aktifasi Program Simpanan Pelajar (Simpel) BRISyariah di kota Mataram. Hal itu menandai sinergi pelaksanaan Laku Pandai dan Simpel di satu agen bank Laku Pandai untuk menunjukkan tabungan pelajar dan transaksi lainnya bisa dilakukan dengan mudah di agen Laku Pandai.
“Laku Pandai akan memudahkan masyarakat di daerah terpencil untuk mengakses layanan dan produk keuangan tanpa perlu datang ke kantor bank, sehingga program ini bisa diandalkan oleh bank untuk memperluas jangkauannya hingga ke daerah. Saya ingin langkah BRISyariah ini diikuti perbankan syariah lainnya,” kata Muliaman dalam keterangan resmi.
Sejak diluncurkan pada Maret 2015 hingga September, empat bank konvensional yang menerapkan program Laku Pandai sudah memiliki sekitar 30 ribu agen dan jumlah rekening 1.055.176 dan saldo Rp 45,6 miliar. Keempat bank konvensional tersebut yakni, BRI, Bank Mandiri, BCA dan BTPN.