Senin 07 Dec 2015 11:19 WIB

Survei BI: Pertumbuhan Kredit Melambat

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nidia Zuraya
Kredit (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Kredit (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Survei uang beredar yang dilakukan Bank Indonesia (BI) menunjukkan terjadi pelambatan pertumbuhan kredit pada Oktober 2015. Posisi kredit pada akhir Oktober 2015 tercatat sebesar Rp 3.954,1 triliun, tumbuh melambat dari 10,9 persen (yoy) pada September 2015 menjadi 10,1 persen (yoy).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara, mengatakan, perlambatan pertumbuhan kredit terjadi pada kredit produktif berupa kredit modal kerja (KMK) dan kredit investasi (KI). Posisi KMK tercatat sebesar Rp 1.854,3 triliun, tumbuh melambat menjadi 8,6 persen (yoy) dibandingkan dengan September 2015 yang tumbuh 10,3 persen (yoy).

Sementara itu, KI tercatat sebesar Rp 970,7 triliun, tumbuh melambat sebesar 12,7 persen (yoy) dibandingkan dengan September 2015 yang tumbuh 13,0 persen (yoy). "Perlambatan pertumbuhan KMK dan KI terutama terjadi pada sektor industri pengolahan dan konstruksi," jelasnya dalam publikasi Survei Uang Beredar, akhir pekan lalu.

Di sisi lain, penyaluran kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tumbuh meningkat dari 9,1 persen (yoy) pada September 2015 menjadi 9,4 persen (yoy) sehingga posisinya mencapai Rp 716,4 triliun pada Oktober 2015. Peningkatan pertumbuhan kredit tersebut terjadi pada skala usaha kecil dan menengah yang masing-masing tumbuh sebesar 5,5 persen (yoy) dan 10,3 persen (yoy), meningkat dibandingkan bulan September 2015 yang tumbuh 4,3 persen (yoy) dan 9,9 persen (yoy).

Di samping itu, pertumbuhan penyaluran kredit sektor properti juga mengalami perlambatan. Pada Oktober 2015, penyaluran kredit properti tercatat sebesar Rp 612,1 triliun, tumbuh 12,1 persen (yoy) atau lebih rendah dibandingkan September 2015 yang tumbuh 13,0 persen (yoy). Perlambatan tersebut terjadi pada kredit konstruksi, real estate, serta KPR dan KPA yang masing-masing tumbuh dari 20,1 persen (yoy), 20,3 persen (yoy), dan 7,8 persen (yoy) menjadi 16,8 persen (yoy), 20,2 persen (yoy), dan 7,6 persen (yoy) pada Oktober 2015.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement