Rabu 02 Dec 2015 22:14 WIB

BPJS Dinilai tak Pengaruhi Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa

Rep: Risa Herdahita/ Red: Nur Aini
Asuransi jiwa
Foto: credendaassociates.com
Asuransi jiwa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang semakin dirasakan masyarakat tidak berpengaruh pada pertumbuhan industri asuransi jiwa.

"Kami tetap tumbuh, sepertinya banyak perusahaan yang sudah pakai asuransi jiwa akhirnya membeli BPJS karena kewajiban, tapi mereka lebih mengandalkan servis kami," ucap Ketua Bidang Regulasi dan Best Practices Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Maryoso Sumaryono, Rabu (2/12).

Berdasarkan data AAJI, kinerja industri asuransi jiwa hingga kuartal kedua tahun ini masih positif. Di tengah kondisi ekonomi makro yang tak baik, Maryoso mengungkapkan kondisi tersebut tidak cukup berpengaruh pada kinerja industri.

Pertumbuhan total pendapatan premi masih sebesar 26,6 persen menjadi Rp 67,82 triliun dibandingkan kuartal kedua 2014 sebesar Rp 53,58 triliun. Sebesar 57,8 persen dari total pendapatan premi itu, merupakan total pendapatan premi bisnis baru. Pendapatan preni bisnis baru ini pun tumbuh sebesar 28,2 persen menjadi Rp 39,19 triliun.

Adapun pendapatan premi lanjutan meningkat 24,4 persen menjadi Rp 28,63 triliun. Dari pertumbuhan itu ia menilai asuransi jiwa hingga kini masih dipercayai masyarakat.

"Mungkin dampaknya lebih pada investasi, seiring dengan pelemahan indeks saham, nilai saham juga cenderung turun," ungkapnya.

Maryoso optimistis masyarakat masih akan terus membutuhkan pelayanan dari asuransi jiwa.

"Kami tetap akan menjalankan pelayanan kami seperti biasanya, saya kira yang penting asuransi jiwa memiliki satu channel distribusi yang bisa menopang bisnis mereka," ungkap Maryoso.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement