Ahad 29 Nov 2015 08:14 WIB

Kejar Keuntungan Bisnis, Bulog Perbanyak Kegiatan Komersial

Rep: Sonia Fitri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Beras BULOG
Foto: Republika/Prayogi
Beras BULOG

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Perum Bulog memperbanyak kegiatan komersial guna mengimbangi penugasan pemerintah mengontrol harga pangan tertentu namun tetap memeroleh keuntungan bisnis. Direktur Komersial Perum Bulog Fadzri Sentosa menguraikan strateginya.

"Kita melakukan penjualan langsung, misalnya beras dan daging sapi masuk katering dan pasar preimum, pada intinya kita ingin perputaran barang pangan di Bulog lancar," kata dia dalam Media Gathering Forum Wartawan Bulog, Sabtu (28/11). Untuk melancarkan pemasaran, Bulog melakukan kemitraan dengan sejumlah stakeholder.

Dengan Kementerian Pertanian, misalnya, Bulog mendirikan Toko Tani yang saat ini tersebar di 162 titik, kebanyakan di Jawa. Didirikan pula Rumah Pangan bekerja sama dengan masyarakat, saat ini ada 100 titik di Jakarta.

Ada pula kerja sama dengan minimarket untuk beras premium dengan nama brand "Beras Kita" termasuk di SPBU Pertamina. Kerja sama juga dijalin dengan sejumlah pasar induk. Bulog juga membuka gudang dengan nama "Bulog Mart" yang saat ini berada di 311 titik se-Indonesia.

Pengembangan kegiatan Bulog di bidang komersial baru berjalan beberapa bulan lalu. Bahkan sempat terputus karena fokus melakukan pengadaan beras PSO. Namun, Bulog tengah menghidupkan kembali kegiatan tersebut termasuk menjalin kemitraan dengan UKM agar mengolah produk hortikultura.

Hasilnya, Bulog telah memiliki produk cabai kering dengan nama brand "Cabe Kita". Cabai yang sudah masuk swalayan tersebut dipasarkan dengan beragam rasa di antaranya Cabe Kita manis pedas, Teri, Ebi, Bumbu Tabur Daun Jeruk dan lainnya.

Ditanya soal kabar kerugian yang dialami Perum Bulog kala ditugasi pemerintah menyerap bawang dan cabe petani ketika musim lebaran 2015, Fadzri mengamininya. Namun ia tak menyebut jumlah kerugian, bahkan menegaskan Bulog dapat menutupi kerugian tersebut dengan kegiatan komersial Bulog yang sedang digiatkan.

"Pokoknya, kita secara keseluruhan untung, kalau dalam bisnis, wajar ada ruginya," ujar dia.

Ia lantas menyebut terjadi penyerapan beras komersil yang cukup besar per November 2015 yakni 700 ribu ton beras. Sementara beras yang dibeli dengan PSO sebanyak 2,7 ton beras.

Secara keseluruhan, perkembangan usaha komersial Perum Bulog mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Diuraikannya, pada 2014 pemasaran beras menghasilkan Rp 4,5 triliun, Kedelai Rp 3,2 miliar, Jagung Rp 5,3 miliar, Gula Rp 218,6 miliar, Daging Sapi Rp 22,37 miliar dan komoditas lain Rp 17,7 miliar.

Menginjak 2015, diprediksi akan dicapai hasil pemasaran produk Bulog meningkat, di antaranya Beras Rp 9,5 triliun, Kedelai Rp 5,6 miliar, Jagung Rp 8,1 miliar, Gula Rp 142,6 miliar, Daging Sapi Rp 95 miliat dan komoditas lain Rp 31,6 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement