REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog tidak lagi memperbanyak operasi pasar (OP) dalam bentuk seremonial besar. OP dilakukan langsung ke pasar-pasar yang pasokan beras mediumnya kurang.
"Kita sudah dan sedang melakukan OP, di sejumlah titik pasar, bekerja sama dengan asosiasi pedagang dan pengelola pasar, termasuk dengan tim pemantau inflasi daerah," kata Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti pada acara Gathering Forum Wartawan Bulog bersama Perum Bulog pada Jumat malam (27/11).
Hasil kerja sama yang sudah dijajaki dengan para pelaku pasar makin memperjelas posisi pasokan beras di pasar. Di antaranya dengan Pasar di Cipinang, Karawang dan yang lainnya. Ketika terdeteksi ada pasokan kurang di satu titik, maka OP dilakukan langsung ke pasar.
Dia mengatakan, jika perlu pihak pengelola pasar di Cipinang pun turut membantu pelaksanaan OP. Langkah tersebut diharapkan dapat menjaga harga beras di bulan rentan, yakni November-Oktober dan awal tahun terkendali. "Kita upayakan beras sampai di konsumen dengan harga yang wajar," ujarnya.
Bulog, lanjut dia, juga mengantisipasi El Nino yang diprediksi kembali menguat di Februari 2016. Dia mendapatkan informasi dari para ahli, hujan saat ini bukan menunjukkan El Nino berakhir. Sebab hujan saat ini diakibatkan angin barat yang membawa uap air ke wilayah Indonesia. Padahal, di pasifik masih ada gelombang panas yang tinggi dan akan meniadakan uap air di Februari 2016.
Merespons situasi tersebut, Bulog lantas turut melakukan perencanaan ketahanan pangan agar tidak salah mengkalkulasi persediaan pangan. Namun, ditanya soal berapa pelaksanaan impor beras terbaru, ia tidak menjelaskan secara terperinci. Ia hanya memastikan, stok Bulog wajib cukup di tengah tantangan El Nino.