Kamis 26 Nov 2015 16:16 WIB

Indonesia akan Jadi Basis Produksi Eternit di Asia

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Eternit
Foto: www.fageco.com
Eternit

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Indonesia akan menjadi basis produksi eternit terbesar di Asia. Hal ini karena Indonesia memiliki pangsa pasar dan jumlah penduduk yang besar.

"Kami sangat optimistis berinvestasi di Indonesia, karena jumlah penduduk Indonesia besar dan mereka butuh tempat tinggal sehingga ini pasar yang potensial," ujar Presiden Director PT Eternit Gresi Wim Messiaen  usai pembukaan pabrik PT Eternit Gresik di Karawang, Kamis (26/11).

Messiaen mengaku tidak khawatir dengan adanya aksi mogok buruh dan isu pengupahan di Indonesia. Menurutnya, upaya pemerintah Indonesia untuk mensejahterakan para buruh sudah cukup bagus sehingga dapat meningkatkan daya beli masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

"Kalau daya beli masyarakat Indonesia bagus, maka produk kami bisa dibeli," kata Messiaen.

Messiaen menjelaskan, sebanyak 60 persen produksi dari PT Eternit Gresik yang dibangun di Karawang produksinya untuk memennuhi kebutuhan wilayah Jawa Barat, Sumatera, dan Kalimantan. Sedangkan, 40 persen produksi di ekspor ke negara-negara di Asia Tenggara dan Australia dengan estimasi nilai sebesar 25 juta dolar AS per tahun. Sementara itu, produksi pabrik yang berada di Gresik digunakan untuk memenuhi kebutuhan wilayah Indonesia Timur dengan kapasitas 27 juta meter kubik.

Pabrik di Indonesia adalah yang terbesar dibandingkan dengan pabrik di negara lain seperti Cina dan Korea Selatan. Selain itu, komponen lokal yang digunakan untuk produksi eternit tersebut cukup besar yakni 90 persen. Komponen lokal yang dipakai antara lain semen, pasir silika, dan fiber wood. Sedangkan, komponen yang belum bisa diproduksi di Indonesia diimpor dari Kanada, Australia, Jepang, dan Cina.

Messiaen mengatakan, sekitar 10 persen komponen dalam proses produksi masih impor karena merupakan produk yang menggunakan teknologi tinggi. Dia mengklaim produknya sangat ramah lingkungan dan tidak menggunakan bahan berbahaya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement