REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai perekonomian Indonesia pada tahun depan tidak akan berbeda jauh dengan tahun ini, meskipun ada sedikit perbaikan. Indef pun memproyeksikan ekonomi Indonesia tahun 2016 hanya akan tumbuh 5 persen atau lebih rendah 0,3 persen dibanding target pemerintah dalam APBN 2016.
Direktur Eksekutif Indef Enny Sri Hartati mengatakan, tidak signifikannya pertumbuhan ekonomi tahun depan bisa terlihat dari perkembangan perekonomian sampai kuartal III 2015 yang hanya tumbuh 5,73 persen. "Proyeksi Indef pertumbuhan ekonomi 2016 hanya 5 persen. Ini menggambarkan kinerja pemerintah yang masih di bawah ekspektasi," kata Enny.
Enny menjelaskan, proyeksi pertumbuhan ekonomi yang sebesar 5 persen juga hanya bisa dicapai asalkan pemerintah benar-benar bisa mengimplementasikan berbagai paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan sepanjang 2015.
Enny menambahkan, perekonomian Indonesia tahun depan tidak akan melonjak signifikan mengingat masih akan melambatnya perekonomian sejumlah mitra dagang utama seperti Cina. Selain itu, kenaikan suku bunga Amerika Serikat atau fed fund rate juga berpotensi menekan rupiah.
"Jika paket kebijakan tidak terlaksana dengan baik, akan sulit perekonomian dapat mencapai target sesuai target pemerintah," ujarnya.
Baca juga: BI: 2006, Ekonomi Indonesia Dalam Kondisi Waspada