Senin 16 Nov 2015 13:40 WIB

BPS: Indonesia Punya Peluang di TPP

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Nidia Zuraya
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menyebut Indonesia memiliki peluang apabila bergabung ke dalam Kerja Sama Trans-Pacific (TPP). Indonesia bisa mengandalkan ekspor nonmigas untuk bersaing di TPP. 

"Untuk nonmigas, kita punya prospek ke negara manapun. Kita punya segalanya untuk komoditas nonmigas," kata Suryamin di kantornya, Senin (16/11). 

Suryamin yakin Indonesia bisa bersaing di TPP karena data neraca perdagangan ekspor-impor nonmigas berdasarkan negara cukup menjanjikan. Di Asean misalnya, perdagangan Indonesia hanya mengalami defisit dengan Thailand senilai 232 juta dolar AS pada Oktober 2015. Adapun Thailand belum menyatakan diri bergabung dengan TPP.  

Sedangkan dengan negara Asean lainnya seperti Singapura dan Malaysia yang sudah menyatakan diri bergabung dengan TPP, Indonesia mengalami surplus perdagangan. Dengan Singapura, Indonesia surplus 75,7 juta dolar AS dan Malaysia 121,8 juta dolar AS. 

"Di negara Uni Eropa pun kita hanya kalah dengan Jerman, defisitnya 60,5 juta dolar AS," ucap Suryamin. 

Kinerja perdagangan Indonesia ke negara utama lainnya yang sudah bergabung ke dalam TPP juga menunjukkan sinyal positif. Ke Amerika Serikat misalnya, Indonesia mengalami untung 589,2 juta dolar AS. Namun, perdagangan dengan Australia dan Jepang mengalami defisit. 

"Kalau bisa memperluas pangsa ekspor, maka saya yakin Indonesia bisa bersaing terutama dalam hal perdagangan nonmigas," ucap Suryamin. 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement